
Isu Eksternal Masih Jadi Fokus, Inilah Saham Pilihan Broker
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
13 September 2018 08:17

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,57% ke level 5.798 pada perdagangan kemarin, Rabu (13/9/2018).
Sektor yang mengalami penguatan terbesar yakni sektor agrikultur (+2,12%) dan pertambangan (+1,02%). Sedangkan sektor yang mengalami penurunan terbesar di sektor keuangan (-1,99%) serta industri dasar (-1,13%).
Sementara itu, investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) di semua perdagangan saham sebesar Rp 684,49 miliar.
Saham-saham yang berkontribusi pada pelemahan indeks hari Rabu mayoritas berasal dari sektor perbankan seperti BBCA (-3,43%), BMRI (-3,04%), BBRI (-2,02) dan BBNI (-2,06%). Kemudian ada juga saham TLKM (-1,78%) dan ANTM (-1,89%).
Anjloknya saham-saham perbankan diperkirakan paska pengumuman Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) yang menaikan suku bunga penjaminan (LPS Rate).
Akibatnya indeks sektor keuangan menjadi turun karena dihantui kenaikan biaya dana (cost of fund) dan potensi penurunan Net Interest Margin (NIM).
Lantas, berikut saham-saham pilihan broker yang patut untuk diperhatikan dalam perdagangan hari ini, Kamis (13/9/18).
1. Kiwoom SekuritasPara analis dari Kiwoom Sekuritas memperkirakan para pelaku pasar dan investor masih akan menunggu data ekonomi Amerika yang akan keluar nanti malam.
Beberapa di antaranya adalah inflasi serta Initial Jobless Claims yang berpotensi untuk meningkatkan probabilitas kenaikan bunga acuan bank sentral AS, Federal Reserve, pada pertemuan bulan ini.
"Selain itu, nanti malam juga ada pengumuman dari Bank Sentral Eropa terkait interest rate, yang kami estimasikan tetap. Namun, rencana tappering off pada tahun depan setidaknya dapat segera disampaikan agar para pelaku pasar dan investor dapat menyusun kembali portfolionya," tulis analis dari Kiwoom dalam catatan risetnya.
Secara teknikal, indeks IHSG hari ini berpotensi menguat dengan support dan resistance di level 5.749-5,.895. Sedangkan saham-saham yang patut dicermati di antaranya:
1. PT Harum Energy Tbk (HRUM)
HRUM k mencatatkan penurunan pendapatan 7,42% sepanjang semester I-2018. Nilai tersebut berasal dari pendapatan sebesar US$153,13 juta pada paruh pertama 2018. Di periode yang sama tahun sebelumnya HRUM mencatatkan pendapatan sebesar US$ 165,42 juta.
Penurunan pendapatan perusahaan pada periode semester I-2018 tersebut di pengaruhi faktor cuaca yang memberikan pengaruh terhadap pendapatan perusahaan. Terbatasnya ketersediaan alat berat dan akses lahan juga menyebabkan adanya penurunan volume produksi.
Secara jangka pendek, rekomendasi jual memiliki probabilitas 66% dengan target di level Rp 2.250 dan exit di level harga Rp 2.750. Sedangkan rekomendasi jual secara jangka panjang memiliki probabilitas 60% di target Rp 1.985 dan exit Rp 2.750, sedangkan support area berada di level Rp 2.285 dan resistance di level harga Rp 2.500.
2. PT Indo Tambangraya Megah (ITMG)
ITMG optimistis kinerja keuangan sampai akhir tahun akan lebih baik meski laba semester pertama lalu menurun. Penurunan harga jual batu bara dan kenaikan biaya menyebabkan penurunan laba perusahaan.
Pada semester I-2018, ITMG mencatat pendapatan US$808,90 juta. Pendapatan ini tumbuh 8,03% ketimbang periode yang sama tahun lalu US$748,78 juta. Namun laba ITMG enam bulan pertama tahun ini turun 2,22% menjadi US$102,95 juta dari sebelumnya US$105,29 juta.
Strategi sell (jual) secara jangka pendek memiliki probabilitas 59% dengan target di Rp 14.480 dan exit di level Rp 30.500. Strategi jual untuk investasi memiliki probabilitas 52% dengan target di level harga Rp 22.650 dan exit di level Rp 30.500/saham. Area support berada di level Rp 25.100 dan resistance di level Rp 26.400.
Sektor yang mengalami penguatan terbesar yakni sektor agrikultur (+2,12%) dan pertambangan (+1,02%). Sedangkan sektor yang mengalami penurunan terbesar di sektor keuangan (-1,99%) serta industri dasar (-1,13%).
Sementara itu, investor asing melakukan aksi jual bersih (net sell) di semua perdagangan saham sebesar Rp 684,49 miliar.
Anjloknya saham-saham perbankan diperkirakan paska pengumuman Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) yang menaikan suku bunga penjaminan (LPS Rate).
Akibatnya indeks sektor keuangan menjadi turun karena dihantui kenaikan biaya dana (cost of fund) dan potensi penurunan Net Interest Margin (NIM).
Lantas, berikut saham-saham pilihan broker yang patut untuk diperhatikan dalam perdagangan hari ini, Kamis (13/9/18).
1. Kiwoom Sekuritas
Beberapa di antaranya adalah inflasi serta Initial Jobless Claims yang berpotensi untuk meningkatkan probabilitas kenaikan bunga acuan bank sentral AS, Federal Reserve, pada pertemuan bulan ini.
"Selain itu, nanti malam juga ada pengumuman dari Bank Sentral Eropa terkait interest rate, yang kami estimasikan tetap. Namun, rencana tappering off pada tahun depan setidaknya dapat segera disampaikan agar para pelaku pasar dan investor dapat menyusun kembali portfolionya," tulis analis dari Kiwoom dalam catatan risetnya.
Secara teknikal, indeks IHSG hari ini berpotensi menguat dengan support dan resistance di level 5.749-5,.895. Sedangkan saham-saham yang patut dicermati di antaranya:
1. PT Harum Energy Tbk (HRUM)
HRUM k mencatatkan penurunan pendapatan 7,42% sepanjang semester I-2018. Nilai tersebut berasal dari pendapatan sebesar US$153,13 juta pada paruh pertama 2018. Di periode yang sama tahun sebelumnya HRUM mencatatkan pendapatan sebesar US$ 165,42 juta.
Penurunan pendapatan perusahaan pada periode semester I-2018 tersebut di pengaruhi faktor cuaca yang memberikan pengaruh terhadap pendapatan perusahaan. Terbatasnya ketersediaan alat berat dan akses lahan juga menyebabkan adanya penurunan volume produksi.
Secara jangka pendek, rekomendasi jual memiliki probabilitas 66% dengan target di level Rp 2.250 dan exit di level harga Rp 2.750. Sedangkan rekomendasi jual secara jangka panjang memiliki probabilitas 60% di target Rp 1.985 dan exit Rp 2.750, sedangkan support area berada di level Rp 2.285 dan resistance di level harga Rp 2.500.
2. PT Indo Tambangraya Megah (ITMG)
ITMG optimistis kinerja keuangan sampai akhir tahun akan lebih baik meski laba semester pertama lalu menurun. Penurunan harga jual batu bara dan kenaikan biaya menyebabkan penurunan laba perusahaan.
Pada semester I-2018, ITMG mencatat pendapatan US$808,90 juta. Pendapatan ini tumbuh 8,03% ketimbang periode yang sama tahun lalu US$748,78 juta. Namun laba ITMG enam bulan pertama tahun ini turun 2,22% menjadi US$102,95 juta dari sebelumnya US$105,29 juta.
Strategi sell (jual) secara jangka pendek memiliki probabilitas 59% dengan target di Rp 14.480 dan exit di level Rp 30.500. Strategi jual untuk investasi memiliki probabilitas 52% dengan target di level harga Rp 22.650 dan exit di level Rp 30.500/saham. Area support berada di level Rp 25.100 dan resistance di level Rp 26.400.
Next Page
Indosurya Sekuritas
Pages
Most Popular