Masih Dihantui Perang Dagang, Bursa Eropa Ditutup Melemah
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
12 September 2018 06:51
Jakarta, CNBC Indonesia - Sebagian besar bursa utama Eropa ditutup sedikit melemah pada perdagangan hari Selasa (11/9/2018) saat investor terus memantau perkembangan perseteruan perdagangan global.
Indeks FTSE 100 di London melemah tipis 0,08% menjadi 7.273,54, indeks DAX di Frankfurt terkoreksi 0,13% ke posisi 11.970,27, sementara indeks CAC 40 di Paris mampu menguat 0,27% ke 5.283,79.
Indeks Eropa Stoxx 600 ditutup turun tipis 0,05% dengan sebagian besar sektor berada di zona negatif, CNBC International melaporkan.
Sektor sumber daya alam dan otomotif membukukan pelemahan terdalam hari Selasa di tengah berlanjutnya kekhawatiran akan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Sementara itu, sektor migas melompat 1,42% menyusul kenaikan harga minyak mentah. Penguatan harga minyak ini terjadi karena sanksi yang dijatuhkan AS terhadap ekspor minyak mentah Iran dan badai yang akan melanda AS yang diperkirakan akan mengganggu produksi minyak
Eropa dan AS tengah berupaya mencapai kesepakatan perdagangan dalam dua bulan ke depan, menurut laporan Financial Times. Di saat yang sama, China sedang meminta izin dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk mengenakan saksi kepada Negeri Paman Sam.
Jumat pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan ia siap mengenakan tarif impor tambahan terhadap berbagai produk China senilai US$267 miliar. Pemerintahannya sebelumnya telah mengumumkan akan menerapkan bea masuk terhadap produk China senilai US$200 miliar. China telah berulang kali mengatakan siap membalas aksi Trump itu.
(prm) Next Article Investor Cenderung Berhati-Hati, Bursa Eropa Dibuka Stagnan
Indeks FTSE 100 di London melemah tipis 0,08% menjadi 7.273,54, indeks DAX di Frankfurt terkoreksi 0,13% ke posisi 11.970,27, sementara indeks CAC 40 di Paris mampu menguat 0,27% ke 5.283,79.
Indeks Eropa Stoxx 600 ditutup turun tipis 0,05% dengan sebagian besar sektor berada di zona negatif, CNBC International melaporkan.
Sementara itu, sektor migas melompat 1,42% menyusul kenaikan harga minyak mentah. Penguatan harga minyak ini terjadi karena sanksi yang dijatuhkan AS terhadap ekspor minyak mentah Iran dan badai yang akan melanda AS yang diperkirakan akan mengganggu produksi minyak
Eropa dan AS tengah berupaya mencapai kesepakatan perdagangan dalam dua bulan ke depan, menurut laporan Financial Times. Di saat yang sama, China sedang meminta izin dari Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk mengenakan saksi kepada Negeri Paman Sam.
Jumat pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan ia siap mengenakan tarif impor tambahan terhadap berbagai produk China senilai US$267 miliar. Pemerintahannya sebelumnya telah mengumumkan akan menerapkan bea masuk terhadap produk China senilai US$200 miliar. China telah berulang kali mengatakan siap membalas aksi Trump itu.
(prm) Next Article Investor Cenderung Berhati-Hati, Bursa Eropa Dibuka Stagnan
Most Popular