
Dongkrak Pendapatan, Sumi Indo Tingkatkan Produksi Kabel 15%
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
10 September 2018 13:48

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Sumi Indo Kabel Tbk (IKBI) menargetkan pertumbuhan produksi pada semester II tahun ini meningkat hingga 15% dibandingkan dengan semester I 2018.
Peningkatan tersebut diperkirakan mampu memberikan kontribusi positif bagi pendapatan penjualan di akhir tahun ini. Pada semester I tahun ini pendapatan penjualan perseroan naik 31,02% year on year (YoY) menjadi US$ 43,1 juta.
"Target kita secara pendapatan ingin lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu (2017). Jadi saat ini kami berfokus untuk menaikan produksi seperti menambah mesin dan juga komponen-komponen (parts) untuk mesin," ujar Sulim Herman Limbono Direktur Perseroan di Hotel Mulia, Senin (10/9/18).
Lebih lanjut, dalam penambahan kapasitas produksi tersebut, perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai US$ 3 juta yang hampir seluruhnya digunakan dalam rangka meningkatkan produksi produk kabel miliknya.
Rencana tersebut diperkirakan mampu untuk memperluas produksi penjualan domestik perseroan hingga lebih dari 40%. Pada semester I tahun ini, total penjualan secara domestik tidak lebih dari 25% dibandingkan dengan penjualan ekspor IKBI.
"Mudah-mudahan domestiknya bisa naik ya kira-kira 40% hingga 60%. Selain itu kami juga mulai meningkatkan porsi penjualan kepada PT PLN (Persero) tapi secara actual kami belum hitung totalnya berapa dari penjualan domestik hingga semester I," tambahnya.
Untuk tambahan informasi, pada semester I tahun ini perseroan mencatat laba periode berjalan senilai US$ 590,5 ribu dibandingkan dengan kerugian senilai US$ 30 ribu yang dialami perseroan pada semetser I tahun lalu.
Peningkatan laba tersebut menyusul dengan penjualan ekspor perseroan yang naik 61% menjadi US$ 34,08 juta pada periode tersebut. Namun, penjualan domestik IKBI pada semester I tahun ini turun 23,12% YoY menjadi US$ 9,01 juta.
Pelemahan Rupiah Tak Pengaruhi Perseroan
Sementara itu, pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus terjadi saat ini dinilai belum mempengaruhi beban keuangan dan operasional perseroan.
Selain karena produk perseroan yang mayoritas dijual secara ekspor, IKBI juga telah melakukan lindung nilai (hedging) terhadap produk-produk miliknya.
"Ke kami belum ada dampak, kan baru minggu kemarin juga melemahnya. Kalau kami juga sudah pakai sistem hedging untuk tembaga dan aluminimum jadi untuk sementara ini aman," ujar Sulim.
(roy/roy) Next Article KBLI dapat Pinjaman Rp 1,36 T dari Mandiri, Jaminkan 50% Aset
Peningkatan tersebut diperkirakan mampu memberikan kontribusi positif bagi pendapatan penjualan di akhir tahun ini. Pada semester I tahun ini pendapatan penjualan perseroan naik 31,02% year on year (YoY) menjadi US$ 43,1 juta.
Rencana tersebut diperkirakan mampu untuk memperluas produksi penjualan domestik perseroan hingga lebih dari 40%. Pada semester I tahun ini, total penjualan secara domestik tidak lebih dari 25% dibandingkan dengan penjualan ekspor IKBI.
"Mudah-mudahan domestiknya bisa naik ya kira-kira 40% hingga 60%. Selain itu kami juga mulai meningkatkan porsi penjualan kepada PT PLN (Persero) tapi secara actual kami belum hitung totalnya berapa dari penjualan domestik hingga semester I," tambahnya.
Untuk tambahan informasi, pada semester I tahun ini perseroan mencatat laba periode berjalan senilai US$ 590,5 ribu dibandingkan dengan kerugian senilai US$ 30 ribu yang dialami perseroan pada semetser I tahun lalu.
Peningkatan laba tersebut menyusul dengan penjualan ekspor perseroan yang naik 61% menjadi US$ 34,08 juta pada periode tersebut. Namun, penjualan domestik IKBI pada semester I tahun ini turun 23,12% YoY menjadi US$ 9,01 juta.
Pelemahan Rupiah Tak Pengaruhi Perseroan
Sementara itu, pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus terjadi saat ini dinilai belum mempengaruhi beban keuangan dan operasional perseroan.
Selain karena produk perseroan yang mayoritas dijual secara ekspor, IKBI juga telah melakukan lindung nilai (hedging) terhadap produk-produk miliknya.
"Ke kami belum ada dampak, kan baru minggu kemarin juga melemahnya. Kalau kami juga sudah pakai sistem hedging untuk tembaga dan aluminimum jadi untuk sementara ini aman," ujar Sulim.
(roy/roy) Next Article KBLI dapat Pinjaman Rp 1,36 T dari Mandiri, Jaminkan 50% Aset
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular