Internasional

Korban Perang Dagang Berikutnya: Perusahaan Teknologi

Bernhart Farras, CNBC Indonesia
07 September 2018 13:36
Korban Perang Dagang Berikutnya: Perusahaan Teknologi
Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Jakarta, CNBC Indonesia - Peningkatan Pengawasan pada perusahaan media sosial dan ketakutan terhadap peraturan baru telah buat harga saham mereka anjlok. Namun ini baru permulaan. Aksi jual bisa melanda saham emiten teknologi lainnya jika Presiden Donald Trump terapkan bea masuk baru pada barang China.

CEO Twitter, Jack Dorsey dan COO Facebook Sheryl Sandberg telah menghadiri Komite Senat Intelijen pada Rabu (5/9/2018). Mereka bersaksi dengan menyatakan telah meningkatkan kemampuan untuk menangkal campur tangan asing dalam layanan twitter dan facebook. Dua hari berturut-turut harga saham mereka nyusep bersama dengan penurunan harga saham perusahaan teknologi lain.

Harga Saham perusahaan pembuat chip mengalami penurunan pada Kamis (6/9/2018), setelah Morgan Stanley mengingatkan tentang kelemahan memori. Emiten KLA Tencor telah menyatakan pada investor sahamnya bahwa kinerja Desember akan lebih rendah dari perkiraan karena penurunan permintaan di pasar memori. Emiten Micron yang memimpin penurunan harga ini. Sahamnnya turun hampir 9% .

Harga saham Analog Devices turun 1,5% karena pelemahan industri, mungkin disebabkan masalah perdagangan dan bea masuk, menurut analis. STMicroelectronics, turun 1,8%, analis mengatakan pemesanan baru-baru ini sedang "bergejolak."

Administrasi Trump sedang mempertimbangkan bea masuk US$200 miliar (Rp 2.979 triliun) pada barang-barang China. Kepastiannya akan diumumkan Kamis malam waktu setempat atau sore ini. China menyatakan siap membalas.

Perlambatan permintaan semikonduktor dan chip terkadang dilihat sebagai peringatan serius untuk pertumbuhan teknologi global. Analis mengatakan, belum jelas siapa saja yang akan terkena dampak dari perang dagang. Micron, Qualcomm dan Intel merupakan perusahaan yang memiliki penjualan besar ke China, menurut Strategas.

Foto: Perusahaan teknologi yang berpotensi terkena dampak perang dagang (CNBC International)

"Saya pikir permintaan telah melemah. Kita sudah melihat buktinya Apple telah mengurangi persediaan sepanjang tahun. Menurut saya apa yang terjadi antara AS-China telah memberikan dampak. Pada permintaan dan penawaran," ujar Romit Rhah, analis senior Nomura Instinet, seperti dikutip dari CNBC International, Kamis (6/9/2018).

"Saya pikir sektor ini sangat terfragmentasi sehingga apa yang Anda lihat di [pasar] memori hari ini belum tentu akan meluas ke analog dan nirkabel."

Menurut Peterson Institute for International Economics, kemungkinan daftar target awal AS senilai US$200 miliar, termasuk bea masuk pada lebih dari US$15 miliar pada komponen komputer dan US$ 8 miliar dalam komputer. Produknya, peralatan telekomunikasi US$24 miliar.

Menurut Peterson, sejauh ini China tidak menargetkan semikonduktor spesifik. "47% dari bea masuk impor AS barang setengah jadi. Kemungkinan besar, bea masuk akan menaikkan biaya mereka dan membuat perusahaan teknologi AS menjadi kurang kompetitif," kata Lucy Lu, analis riset di Peterson. "Perusahaan AS akan menyerap biaya ini atau mengalihkan biaya ke konsumen."

Foto: Barang impor utama AS dari China (CNBC International)

Saham-saham media sosial telah mendapat pukulan kembali pada Rabu, ketika Departemen Kehakiman mengatakan Jaksa Agung Jeff Sessions akan bertemu dengan jaksa umum bulan ini. Mereka akan membahas kekhawatiran pada perusahaan teknologi yang "mungkin melukai persaingan dan dengan sengaja menghambat pertukaran kebebasan ide di platform mereka."

Trump telah mengeluh tentang bias tersebut dan mengatakan Facebook, Twitter dan Google "menginjak di wilayah yang sangat, sangat bermasalah dan mereka harus berhati-hati." Google diundang ke sidang senat tetapi tidak ada satupun pejabat dari perusahaan pencari terbesar dunia itu yang hadir.

"Saat pertukaran antara legislatif dan eksekutif teknologi lebih ramah daripada apa yang kita dengar sebelumnya. Tidak mungkin untuk tidak datang dengan keyakinan yang lebih besar bahwa investasi opex/capex media sosial adalah alat untuk mengatasi peran buruk di platform mereka yang cenderung mempertahankan lintasan yang agresif," tulis analis Evercore. 

"Facebook dan Twitter berusaha untuk menunjukkan bahwa mereka mencoba yang terbaik untuk memperbaiki masalah ini," tambah analis Evercore. Mereka mengatakan investasi kepada keamanan bukanlah hal baru di perusahaan.



Tetapi beberapa analis mengatakan risiko perang dagang lebih besar, dan perusahaan teknologi lain yang memiliki hubungan dengan China akan menerima risiko. Dampak Bea masuk diperkirakan tidak merata. 

"Keyakinan bahwa Apple yang entah bagaimana kebal terhadap hal ini adalah delusional. ... Siapa yang mengatakan bahwa China tidak mengenakan bea masuk pada Apple?" kata Peter Boockvar, kepala strategi investasi di Bleakley Advisory Group. 

"Beberapa analis khawatir bahwa perusahaan AS dapat diboikot atau mengalami kesulitan dengan peraturan atau masalah lain, meskipun mereka tidak terpengaruh oleh bea masuk."

"China jelas akan membalas. Ini akan menjadi tidak positif untuk pasar. Masalah sebenarnya sama seperti sekeras pembicaraan ini terdengar. Sebagian besar bea masuk saat ini tidak mempengaruhi konsumen secara langsung tetapi kehendak dan pembalasan akan dampak ke konsumen. Langkah pertama China adalah petani. Sekarang mereka meneruskannya ke konsumen," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di B. Riley FBR.

Hogan mengatakan masuk akal bahwa konsumen akan jadi korban berikutnya. "Itulah yang kami masukkan ke harga pasar ... Banyak industri pengolahan berasal dari Asia. Ini impor. Bisa dikenakan tarif. Di sisi lain, kami mengekspor teknologi. Produksi iPhone dan sebagian besar dibangun di sana. Itu impor lagi. Ini rantai pasokan yang cukup rumit. Kami tentu saja mengimpor lebih banyak dari yang di ekspor. Anda pasti akan melihat pemain chip besar yang terpukul di sini," kata Hogan.

Bahkan, Scott Kessler, head of equity research di CFRA, tidak memperkirakan mayoritas perusahaan teknologi akan mendapat pukulan besar pada bea masuk. Salah satu cara industri bisa terkena dampak adalah dengan regulasi merger yang lebih ketat. Berarti investor China dapat menghadapi pengawasan yang lebih ketat jika mereka ingin membeli perusahaan pembuat chip AS. 
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular