
Bursa Eropa Melemah karena Perang Dagang & Negara Berkembang
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
07 September 2018 06:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama Eropa ditutup melemah pada perdagangan hari Kamis (6/9/2018) akibat berlanjutnya sentimen negatif perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China serta aksi jual yang terjadi di pasar negara-negara berkembang.
Indeks FTSE 100 di London turun 0,87% ke posisi 7.318,96, indeks DAX di Frankfurt berkurang 0,71% menjadi 11.955,25, sementara indeks CAC 40 di Paris terkoreksi 0,31% ke 5.243,84.
Indeks Eropa Stoxx 600 ditutup melemah 0,59%. Sektor sumber daya alam memimpin pelemahan itu setelah terkoreksi 1,75% karena investor terus mengkhawatirkan kemungkinan memanasnya sengketa dagang antara dua perekonomian terbesar dunia itu, CNBC International melaporkan.
Investor masih mencermati perkembangan perdagangan global. Washington telah menyatakan siap mengenakan tarif impor baru kepada China menyusul akan berakhirnya periode komentar publik pada rencana itu hari Kamis waktu setempat.
Pelaku pasar juga mempertanyakan masa depan beberapa negara pasar berkembang, seperti Argentina. Pemerintah Argentina yakin akan segera mencapai kesepakatan baru dengan Dana Moneter Internasional (IMF) setelah meminta percepatan pencairan pinjaman.
Permintaan itu membuat pasar global cemas apakah negara dengan perekonomian terbesar ketiga di Amerika Latin itu akan mampu membayar utang-utangnya.
(prm) Next Article Investor Cenderung Berhati-Hati, Bursa Eropa Dibuka Stagnan
Indeks FTSE 100 di London turun 0,87% ke posisi 7.318,96, indeks DAX di Frankfurt berkurang 0,71% menjadi 11.955,25, sementara indeks CAC 40 di Paris terkoreksi 0,31% ke 5.243,84.
Indeks Eropa Stoxx 600 ditutup melemah 0,59%. Sektor sumber daya alam memimpin pelemahan itu setelah terkoreksi 1,75% karena investor terus mengkhawatirkan kemungkinan memanasnya sengketa dagang antara dua perekonomian terbesar dunia itu, CNBC International melaporkan.
Pelaku pasar juga mempertanyakan masa depan beberapa negara pasar berkembang, seperti Argentina. Pemerintah Argentina yakin akan segera mencapai kesepakatan baru dengan Dana Moneter Internasional (IMF) setelah meminta percepatan pencairan pinjaman.
Permintaan itu membuat pasar global cemas apakah negara dengan perekonomian terbesar ketiga di Amerika Latin itu akan mampu membayar utang-utangnya.
(prm) Next Article Investor Cenderung Berhati-Hati, Bursa Eropa Dibuka Stagnan
Most Popular