
Wall Street Kembali Tersandung Saham Teknologi
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
07 September 2018 06:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebagian besar indeks acuan Wall Street melemah pada perdagangan hari Kamis (6/9/2018) akibat berlanjutnya koreksi yang terjadi pada saham-saham teknologi. Sementara itu, kecemasan terkait perang dagang global masih menghantui.
Indeks yang sarat perusahaan teknologi Nasdaq Composite jatuh 0,9% ke posisi 7.922,73 karena Amazon dan Apple anjlok masing-masing 1,8% dan 1,7%. Indeks ini menuju pelemahan 2,5% sepanjang pekan ini dan telah mencatatkan tiga hari penurunan secara berturut-turut.
S&P 500 melemah 0,4% dan ditutup di 2.878,05 karena sektor teknologi turun 1% sementara Dow Jones Industrial Average berhasil menguat tipis 0,08% menjadi 25.995,87, CNBC International melaporkan.
Saham Facebook tergelincir 2,8% hari Kamis sementara induk Google, Alphabet, melemah 1,3%. Perusahaan pembuat chip juga menjadi saham dengan kinerja terburuk setelah Morgan Stanley memperingatkan bahwa fundamental perusahaan pembuat chip memburuk akibat tekanan kenaikan harga dan menumpuknya pasokan.
"Investor sedikit berhati-hati saat ini akibat beberapa faktor, seperti isu perdagangan dan risiko pasar negara berkembang. Sehingga, area yang secara natural akan ditinggalkan adalah teknologi," kata Jeff Kravetz, direktur investasi regional di US Bank Wealth Management.
Saham-saham teknologi telah naik lebih dari 16% tahun ini dan melampaui pasar secara umum. Namun, sektor ini telah turun lebih dari 2% pekan ini. Hari Rabu saja sektor teknologi telah jatuh 1,5%.
Sementara itu, para pejabat Amerika Serikat (AS) dan Kanada bekerja hingga larut malam hari Rabu demi menyelesaikan perjanjian baru yang akan menggantikan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA). Kedua negara gagal mencapai kata sepakat hari Jumat pekan lalu.
Pembicaraan itu sepertinya akan berlanjut dalam beberapa hari bahkan minggu ke depan.
Di saat yang sama, hubungan dagang AS dan China tetap tegang. Pasar masih menantikan langkah AS setelah pekan lalu Washington menyatakan siap mengenakan tarif impor baru terhadap produk-produk China senilai US$200 miliar secepatnya pekan ini. Tenggat waktu penyampaian komentar publik adalah hari Kamis tengah malam waktu setempat atau Jumat siang waktu Indonesia.
(prm) Next Article Sektor Perbankan Nanjak Lagi, Wall Street Melesat Lagi
Indeks yang sarat perusahaan teknologi Nasdaq Composite jatuh 0,9% ke posisi 7.922,73 karena Amazon dan Apple anjlok masing-masing 1,8% dan 1,7%. Indeks ini menuju pelemahan 2,5% sepanjang pekan ini dan telah mencatatkan tiga hari penurunan secara berturut-turut.
S&P 500 melemah 0,4% dan ditutup di 2.878,05 karena sektor teknologi turun 1% sementara Dow Jones Industrial Average berhasil menguat tipis 0,08% menjadi 25.995,87, CNBC International melaporkan.
"Investor sedikit berhati-hati saat ini akibat beberapa faktor, seperti isu perdagangan dan risiko pasar negara berkembang. Sehingga, area yang secara natural akan ditinggalkan adalah teknologi," kata Jeff Kravetz, direktur investasi regional di US Bank Wealth Management.
Saham-saham teknologi telah naik lebih dari 16% tahun ini dan melampaui pasar secara umum. Namun, sektor ini telah turun lebih dari 2% pekan ini. Hari Rabu saja sektor teknologi telah jatuh 1,5%.
Sementara itu, para pejabat Amerika Serikat (AS) dan Kanada bekerja hingga larut malam hari Rabu demi menyelesaikan perjanjian baru yang akan menggantikan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA). Kedua negara gagal mencapai kata sepakat hari Jumat pekan lalu.
Pembicaraan itu sepertinya akan berlanjut dalam beberapa hari bahkan minggu ke depan.
Di saat yang sama, hubungan dagang AS dan China tetap tegang. Pasar masih menantikan langkah AS setelah pekan lalu Washington menyatakan siap mengenakan tarif impor baru terhadap produk-produk China senilai US$200 miliar secepatnya pekan ini. Tenggat waktu penyampaian komentar publik adalah hari Kamis tengah malam waktu setempat atau Jumat siang waktu Indonesia.
(prm) Next Article Sektor Perbankan Nanjak Lagi, Wall Street Melesat Lagi
Most Popular