Analisis Teknikal

SDMU dan SMDM Ramai Ditransaksikan, Simak Proyeksinya

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
07 September 2018 08:06
Kami merangkum laporan analisis terhadap dua saham yang harganya naik sangat tinggi secara persentase dengan kenaikan volume kemarin.
Foto: Seorang pria berjalan melewati layar di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta. (Reuters/Willy Kurniawan)
Jakarta, CNBC Indonesia - Kami merangkum laporan analisis terhadap dua saham yang harganya naik sangat tinggi secara persentase dengan kenaikan volume pada penutupan perdagangan bursa kemarin, Kamis (6/9/2018), untuk melihat prospek pergerakannya hari ini.

Kedua saham tersebut adalah PT Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU) dan PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM). Berikut analisis Tim Riset CNBC Indonesia secara teknikal.



1. PT Sidomulyo Selaras Tbk (SDMU)
Pada perdagangan bursa saham Kamis (6/9/2018), SDMU mengalami kenaikan harga 11 poin (+17,18%) pada harga Rp 75 per unit saham.

Saham berkode SDMU tersebut berpeluang melanjutkan penguatan menyusul terbentuknya pola grafik lilin putih penjang (long white candle) yang memberikan sinyal kenaikan harga (bullish) sedang.

Di samping itu, volume perdagangan juga meningkat cukup tajam dibandingkan perdagangan hari sebelumnya, hal ini menandakan para pelaku pasar yang membeli saham ini cukup yakin pada pergerakan selanjutnya.

Diperkuat oleh indikator technical slow yang berada pada posisi netral (+29), alias belum menunjukan kejenuhan baik dari sisi jual atau beli, kami menlai harga saham perseroan cenderung mengarah naik.

2. PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM)
Harga saham PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) melonjak 21 poin (+14,89%) ke Rp 162/saham pada Kamis.

Nilai perdagangannya mencapai Rp 426 juta atau meningkat cukup tajam dibandingkan perdagangan hari sebelumnya yang menunjukkan keyakinan para pelaku pasar yang membeli saham ini pada prospek pergerakan selanjutnya.

Secara teknikal, Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan hari ini SMDM akan bergerak bervariatif, meski kemarin ditutup naik dengan grafik lilin putih panjang (long white candle) yang memberikan sinyal bullish sedang.

Diperkuat oleh indikator technical slow yang berada pada posisi netral (+50), yang tidak mengindikasikan titik jenuh baik untuk menjual atau membeli, kami menilai saham ini cenderung menurun mengingat volatilitasnya yang tinggi, sehingga bergerak berbeda dari trennya (non trending).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/prm) Next Article Setelah Umumkan Rencana Private Placement, Saham SDMU Terbang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular