
Anjlok 3,11%, IHSG Belum Bisa Dibilang Murah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
05 September 2018 11:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini bisa dibilang mengejutkan. Sekitar satu setengah jam perdagangan berjalan, IHSG telah anjlok 3,11% ke level 5.720,25.
Namun, investor yang hendak masuk ke bursa saham tanah air sudah sepatutnya waspada. Pasalnya, walaupun sudah anjlok dalam, valuasi IHSG bisa dibilang belum murah.
Hal ini terlihat dari price-earnings ratio (PER) IHSG yang sebesar 16,07x, seperti dikutip dari Reuters. PER IHSG tersebut lebih tinggi dibandingkan indeks Nikkei yang sebesar 16,02x, SET/Thailand (15,84x), Kospi (12,1x), Shanghai (11,6x), Strait Times (11,26x), dan Hang Seng (10,55x).
Semakin tinggi PER, artinya indeks saham semakin dihargai tinggi oleh investor.
Sementara itu, valuasi IHSG relatif lebih murah jika dibandingkan dengan beberapa indeks saham yakni Nifty (India) yang sebesar 21,89x, PSI/Filipina (20,32x), dan KLCI/Malaysia (17,43x).
Mahalnya valuasi IHSG tak lepas dari penguatannya yang sudah begitu kencang pada tahun 2017 kemarin. Sepanjang tahun lalu, IHSG menguat hingga 19,99%, dimana ini merupakan yang terbesar ketiga di Asia Tenggara, setelah Vietnam dan Filipina.
Kala itu, terlepas dari perekonomian dalam negeri yang berada dalam tekanan (pertumbuhan ekonomi hanya naik 3bps, dari 5,04% menjadi 5,07%), laju IHSG terdongkrak naik oleh dinaikannya peringkat surat utang Indonesia oleh Standard & Poor's dan Fitch Ratings, selain juga karena pemotongan tingkat pajak korporasi di AS.
Masih banyaknya bursa saham yang lebih murah dari IHSG membuat investor di pasar saham Indonesia harus waspada. Pasalnya, IHSG bisa terus melemah lantaran valuasinya yang kurang menarik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Anjlok 2,37%, Valuasi IHSG Ternyata Masih Mahal
Namun, investor yang hendak masuk ke bursa saham tanah air sudah sepatutnya waspada. Pasalnya, walaupun sudah anjlok dalam, valuasi IHSG bisa dibilang belum murah.
![]() |
Hal ini terlihat dari price-earnings ratio (PER) IHSG yang sebesar 16,07x, seperti dikutip dari Reuters. PER IHSG tersebut lebih tinggi dibandingkan indeks Nikkei yang sebesar 16,02x, SET/Thailand (15,84x), Kospi (12,1x), Shanghai (11,6x), Strait Times (11,26x), dan Hang Seng (10,55x).
Mahalnya valuasi IHSG tak lepas dari penguatannya yang sudah begitu kencang pada tahun 2017 kemarin. Sepanjang tahun lalu, IHSG menguat hingga 19,99%, dimana ini merupakan yang terbesar ketiga di Asia Tenggara, setelah Vietnam dan Filipina.
Kala itu, terlepas dari perekonomian dalam negeri yang berada dalam tekanan (pertumbuhan ekonomi hanya naik 3bps, dari 5,04% menjadi 5,07%), laju IHSG terdongkrak naik oleh dinaikannya peringkat surat utang Indonesia oleh Standard & Poor's dan Fitch Ratings, selain juga karena pemotongan tingkat pajak korporasi di AS.
Masih banyaknya bursa saham yang lebih murah dari IHSG membuat investor di pasar saham Indonesia harus waspada. Pasalnya, IHSG bisa terus melemah lantaran valuasinya yang kurang menarik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Anjlok 2,37%, Valuasi IHSG Ternyata Masih Mahal
Most Popular