Saham Tambang Rontok Lagi, Saat Harga Minyak & Logam Turun

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
04 September 2018 18:28
Penurunan harga minyak dan komoditas pertambangan menjadi pemicu koreksi harga saham-saham dari sektor tersebut.
Foto: REUTERS/Mukesh Gupta/Files
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham pertambangan kembali jadi sasaran jual oleh investor. Penurunan harga minyak dan komoditas pertambangan menjadi pemicu koreksi harga saham-saham dari sektor tersebut.

Harga saham IIKP turun paling dalam di antara saham-saham pertambangan, yakni sebesar 7,41% ke level Rp 250/saham. Lalu saham ENRG turun 4,41% ke level Rp 130/saham.

Lalu saham MEDC turun 4,07% ke level Rp 825/saham dan saham ANTM turun 3,01% ke level Rp 805/saham. Kemudian saham ADRO turun 2,70% dan saham PTBA turun 2,44% ke level Rp 4.000/saham.

Harga minyak jenis brent kontrak pengiriman November 2018 melemah 0,13% ke level US$78,05/barel, sementara harga minyak light sweet kontrak Oktober 2018 malah naik sebesar 0,33% ke US$70,03/barel, hingga pukul 10.30 WIB hari ini.

Harga minyak bergerak variatif, seiring perbedaan sentimen yang menyelimuti kedua jenis minyak dunia. Sentimen positif mendukung harga minyak light sweet yang menjadi acuan di Amerika Serikat (AS), sedangkan harga minyak brent yang menjadi acuan di Eropa justru dirundung energi negatif.

Harga batu bara mengawali bulan September dengan koreksi cukup dalam. Harga si batu hitam anjlok hingga 1,48% ke US$116,25/metrik ton (MT) pada penutupan perdagangan hari Senin (3/9/2018). Pelemahan sedalam itu merupakan yang terparah sejak akhir Juli 2018 lalu.

Sementara itu, harga logam dasar di London Metal Exchange (LME) berjatuhan pada penutupan perdagangan hari Senin (03/09/2018). Ada dua faktor yang ditenggarai menjadi penyebabnya, yaitu nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang menguat dibanding dengan mata uang lainnya dan perlambatan aktivitas ekonomi di China.

Harga logam secara harian yang mengalami penurunan terdalam adalah harga aluminium yang jatuh sebesar 1,58% ke US$2.076,25/Metrik Ton (MT). Sepanjang tahun berjalan (year-to-date/YTD) harga aluminium sudah jatuh di kisaran 8,06%.

Kemudian, harga tembaga juga turun 1,54% ke US$2,649/pound, berada di urutan kedua komoditas logam yang menurun paling dalam kemarin. Harga tembaga sudah turun lebih dari 25% sejak awal tahun ini.

Di bawah tembaga, ada komoditas timah yang terkoreksi hingga 0,79% ke US$18.915/MT dan nikel yang turun tipis 0,09% ke US$12.708,5/MT. Harga nikel bahkan menyentuh rekor terendahnya dalam 7,5 bulan, atau sejak 19 Januari 2018. Sebab, dengan pelemahan kemarin, harga nikel sudah melemah 4 hari berturut-turut.
(hps/miq) Next Article Ekspor Timah Naik, Saham TINS Malah Ditutup Turun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular