Ralat

Ketika Rupiah Anjlok, Harga BBM Sempat Dinaikkan!

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
04 September 2018 14:57
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan telah menyiapkan berbagai strategi untuk mengatasi pelemahan nilai tukar rupiah
Foto: Sri Mulyani di Istana Negara (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan telah menyiapkan berbagai strategi untuk mengatasi pelemahan nilai tukar rupiah demi stabilitas perekonomian Indonesia.

Saat ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hampir menyentuh level psikologis baru di angka Rp 14.900/US$. Pada pukul 13:00 WIB, Rp 14.897/US$, melemah 0,59% dari penutupan perdagangan kemarin.

Sementara itu, pada tahun depan dalam asumsi nilai tukar yang ditetapkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 sebesar Rp 14.400/US$.
Rupiah Anjlok, Akhirnya Jokowi Naikkan Harga BBM! Foto: Sri Mulyani di Istana Negara (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)

Bendahara negara pun memahami, tekanan terhadap nilai tukar masih akan berlanjut hingga tahun depan. Pemerintah, pada 2013 kala itu membeberkan strategi untuk mengatasi hal tersebut.

Lantas, apa yang akan dilakukan pemerintah untuk mengurangi tekanan terhadap nilai tukar ketika itu? Berikut dikutip CNBC Indonesia dalam 'Laporan jawaban pemerintah atas tanggapan fraksi tentang RAPBN 2019 beserta Nota Keuangan'

"Pengelolaan yang prudent dari pergerakan nilai tukar pemah dilakukan Pemerintah pada saat terjadinya kondisi "Taper Tantrum" pada pertengahan 2013. Saat itu, rencana perubahan kebijakan moneter The Fed (tappering) membuat banyak negara berkembang sangat terpukul, khususnya dalam hal terjadinya arus modal keluar dan depresiasi nilai tukar. Indonesia saat itu juga merupakan negara yang terpengaruh kondisi tersebut. Dalam kondjsi tersebut, pemerintah Indonesia menyiapkan berbagai langkah kebijakan untuk mengatasi tekanan pada nilai tukar dan meredakan volatilitas di pasar keuangan. Upaya bersama kemudian dilakukan oleh pemerintah, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan untuk menstabilkan kondisi perekonomian.

Beberapa kebijakan diambil pemerintah untuk mengurangi tekanan pada nilai tukar dan menstabilkan ekonomi, antara lain penyesuaian harga BBM bersubsidi, pemberian potongan pajak kepada industri padat karya dan berorientasi ekspor, pengenaan pajak tambahan untuk produk-produk mewah, penurunan tarif impor untuk barang yang digunakan untuk kegiatan ekspor, kebijakan penggunaan biodiesel untuk mengurangi impor bahan bakar.

Kebijakan-kebijakan tersebut kemudian bekerja cukup efektif dalam menstabilkan perekonomian dan menurunkan volatilitas nilai tukar."

Usulan untuk menyesuaikan harga bensin, memang dikemukakan oleh mantan Menteri Keuangan Chatib Basri yang menekankan, kekhawatiran ekonomi saat ini memang ada di CAD (Current Account Deficit).

"Salah satu sumber defisit yang besar adalah migas, untuk menurunkan permintaan BBM yang sebagian juga mungkin muncul karena penyelundupan. Sebaiknya; harga BBM dinaikkan," kata Chatib

Dengan mengeksekusi kenaikan harga BBM, Chatib memprediksi dampaknya akan terlihat ke CAD dalam 6 bulan ke depan. "Para investor pasar keuangan akan memiliki optimistis tersendiri dan bisa mengekspektasi bahwa CAD ke depan akan mengecil," tegas Chatib.

Selain menyesuaikan harga bensin bersubsidi, Sri Mulyani juga bakal mengenakan pajak tambahan untuk produk mewah, dan menurunkan tarif impor untuk barang yang digunakan untuk kegiatan ekspor.

"Kebijakan-kebijakan tersebut kemudian bekerja cukup efektif dalam menstabilkan perekonomian dan menurunkan volatilitas nilai tukar," tegas Sri Mulyani.

*UPDATED: RALAT BERITA : Sebelumnya diberitakan pemerintah siap menaikkan harga BBM untuk menjaga nilai tukar rupiah yang jatuh. Strategi tersebut pernah dilakukan pemerintah pada tahun 2013. Pihak redaksi CNBC Indonesia memohon maaf atas perbedaan konteks tersebut.
(dru) Next Article Ini Kata Pengamat Terhadap Anomali Harga BBM & Minyak Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular