Pertahankan Stance Hawkish, BI: Ada Juga 'Jamu Manis'

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
30 August 2018 11:18
Jamu pahit dan jamu manis BI dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan menerapkan jamu pahit dan jamu manis atau bauran kebijakan dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"BI khususnya dibawah kepemimpinan saya itu kita sediakan sejumlah jamu yang pahit , tapi ada juga jamu yang manis. Itu yg disebut bauran kebijakan.

Jamu pahitnya dalam bentuk kenaikan suku bunga acuan. Dalam empat bulan terakhir BI sudah menaikkan 7 Daya Repo Rate sebesar 150 basis points (bps) menjadi 5,5%.

Jamu manisnya dalam bentuk relaksasi loan to value (LTV) sektor properti atau uang muka bisa 0%. BI juga memperbolehkan pembelian rumah secara inden.

Selain itu, BI menerapkan giro wajib minimum (GWM) averaging, di mana bank tidak perlu harus memenuhi GWM tambahan sebesar 2% setiap hari, cukup dua minggu sekali. Ini untuk menjaga likuiditas.

BI juga menerapkan intermediasi makro prudential dengan mengganti loan to deposito ratio (LDR) menjadi loan to funding ratio (LFR). Melalui kebijakan ini sumber dana bank bisa dengan penerbitan obligasi atau medium term note (MTN).

Kebijakan ini pun bisa memperdalam pasar keuangan agar pembiayaan infrastruktur ekonomi tidak hanya dari kredit.

"Agar infrastruktur bisa dibayari dari reksa dana berpendapatan tetap baik dari dalam dan luar negeri. Pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Kita sampaikan ini lebih baik daripada mendasarkan pada suku bunga saja," ujar Perry di Bali, Kamis (30/8/2018).



(roy/roy) Next Article Berlaku 16 Juli, GWM Averaging Jadi Stimulus untuk Perbankan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular