Fokus Investor

Simak Bocoran Target dan Rencana Bisnis Emiten-emiten Ini

Gita Rossiana, CNBC Indonesia
30 August 2018 08:34
Rangkuman aksi korporasi emiten di Bursa Efek Indonesia hari Rabu.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat 0,37% ke level 6.065,15 pada perdagangan Rabu (29/8/2018). Meskipun dibuka melemah, saham-saham sektor pertanian (+2.84%) dan aneka industri (+1.35%) mampu mendorong penguatan indeks.

Di saat yang sama, terdapat pula investor summit yang menghadirkan beberapa emiten yang memaparkan kinerja dan aksi korporasinya. Dari paparan tersebut terdapat beberapa aksi korporasi emiten yang patut disimak, mulai dari emiten yang akan IPO hingga ekspansi ke luar negeri.
CNBC indonesia merangkumnya sebagai berikut.

1. Dua Emiten Siap-Siap IPO
Ada beberapa perusahaan yang berencana melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) pada November tahun ini dan ada juga yang melakukannya tahun depan.

Adapun kedua emiten tersebut adalah PT. Cahayaputra Asa Keramik yang akan melepas saham ke publik maksimal 25%. Menurut rencana paling lambat listing akan dilakukan pada November 2018.

Kemudian ada PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) yang sedang menyiapkan dua anak usahanya untuk melaksanakan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Paling dekat, PT PP Energi dianggap paling siap untuk melakukan aksi korporasi tersebut pada tahun depan.


2. Emiten Ekspansi ke Luar Negeri
Beberapa emiten juga bersiap ekspansi ke luar negeri, yakni PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP) yang sedang melakukan proses tender dua proyek luar negeri, yakni di Malaysia dan Filipina, dengan potensi nilai proyeknya total Rp 11,5 triliun. Ditargetkan kedua proyek itu bisa diraih perusahaan paling lambat pada November 2018.

Kemudian ada PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) yang pada tahun ini menargetkan perolehan nilai kontrak baru luar negeri dapat mencapai Rp 3,8 triliun atau sekitar 6,5% dari total target kontrak baru sebesar Rp 58,11 triliun.

Selanjutnya ada PT. Garuda Metalindo Tbk (BOLT) yang tengah melakukan negosiasi dan mengirim banyak contoh barang untuk pasar menambah pasar ekspor mereka.

Pihaknya saat ini, tengah membidik pasar di Amerika Serikat (AS) dan membutuhkan waktu paling tidak setahun sampai dua tahun untuk mencapai kata 'deal' untuk ekspor ke AS nanti.


3. Penerbitan Surat Utang
Di sisi lain, emiten juga menerbitkan surat utang sebagai instrumen pendanaannnya. Diantara emiten tersebut adalah PT HK Realtindo yang menerbitkan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) I/2018 senilai Rp 150 miliar. Kemudian ada pula BUMN farmasi PT Bio Farma yang kembali menerbitkan surat utang menengah (medium term notes/MTN) senilai Rp 125 miliar.

Selanjutnya, ada PT PP Properti Tbk yang (PPRO) akan menerbitkan surat utang jangka menengah (medium term note/MTN) senilai Rp 200 miliar. Aksi korporasi ini merupakan bagian dari rencana penerbitan MTN senilai Rp 600 miliar pada tahun ini.


4. Akusisi dan Divestasi Emiten
Beberapa emiten rupanya akan melakukan aksi korporasi anorganik tahun ini. Adapun emiten itu adalah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang optimistis bisa memiliki tiga anak usaha baru yakni, modal ventura, perusahaan sekuritas, dan aset manajemen pada tahun ini.

Lalu PT. Aneka Tambang/ANTAM (Persero) Tbk (ANTM) yang berminat untuk mengakuisisi 20% saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Kemudian PT Astra Graphia Tbk (ASGR) yang mengucurkan modal tambahan senilai Rp 100 miliar untuk salah satu entitas anak usaha PT Astragraphia Xprins Indonesia (AXI).


5. Target Kinerja Emiten Tahun Ini
Beberapa emiten ada yang optimistis dan menaikkan targetnya pada tahun ini. Ada pula yang tetap pada target semula, namun ada yang malah menurunkan targetnya.

-PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) merevisi target pendapatan dan laba perusahaan sepanjang tahun ini. Hal ini dilakukan terutama karena kontrak yang sudah di tangan tidak bisa dilanjutkan pengerjaan karena terkendala izin.

Target 2018 kontrak baru Rp 4 triliun. Pendapatan targetnya jadi Rp 2,6 triliun, direvisi dari Rp 3,2 triliun dan laba jadi Rp 210 miliar dari target Rp 250 miliar.

-PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menargetkan pendapatan pada tahun ini meningkat hingga 9% secara year on year (YoY). Pada 2017, perseroan mencatatkan pendapatan senilai Rp 128,25 triliun.

Direktur Keuangan TLKM Harry M. Zen optimistis pertumbuhan bisnis di luar segmen jaringan jasa dan telekomunikasi menjadi salah satu penopang kontribusi pendapatan.

-Meski pemerintah menambah kuota produksi batubara sebanyak 100 juta ton di tahun ini , PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) belum berencana untuk mengambil jatah mereka untuk turut genjot produksi. ITMG akan melihat situasi dan kondisi terlebih dahulu, saat ini perusahaan masih tetap pada rencana produksi awal yakni sebesar 22,5 juta ton.

- PT Cardig Aero Sevices Tbk (CASS) memprediksi laba bersih tahun ini akan tertekan akibat meningkat beban perusahaan. Kondisi ini disebabkan ketidakmampuan pendapatan yang akan dikantongi tahun ini menutup beban usaha.

Direktur Keuangan perusahaan Danar Wihandoyo mengatakan di tahun ini perusahaan memprediksi akan adanya kenaikan penjualan sebesar 15%-20% namun sayang terdapat sejumlah peningkatan beban sehingga menekan laba perusahaan.

-PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) menargetkan, penjualan pada akhir 2018 mencapai Rp 8,23 triliun. Upaya untuk merealisasikan target tersebut tampaknya tak sulit bagi perseroan, pasalnya hingga Juni 2018 penjualan sudah RALS mencapai Rp 5,18 triliun atau 62,9% dari target.

-PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) optimistis target marketing sales tahun ini bisa mencapai Rp 2 triliun, karena pada semester I-2018, marketing sales perseroan sudah mencapai Rp 1,4 triliun. Perolehan tersebut lebih tinggi 50% dibandingkan semester I-2017.

-PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) merevisi target perolehan pendapatan sampai akhir tahun ini menjadi Rp 5,88 triliun dari sebelumnya Rp 5,56 triliun.


6. Ekspansi Perusahaan
Selain di luar negeri, emiten juga berencana memperluas ekpansi di dalam negeri. PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) menargetkan untuk membuka sekitar delapan outlet ritel modern baru pada semester II tahun ini. Sehingga, total outlet tersebut pada akhir tahun mencapai 370 outlet.

Kemudian, PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) tengah membangun pembangkit listrik dengan tenaga sekam padi yang nantinya berkapasitas 3 megawatt. Pembangunan pembangkit ini sebagai salah satu langkah perusahaan untuk mengurangi limbah produksinya.

Terakhir ada PT. Fast Food Tbk (FAST) yang menargetkan ekspansi dengan menambah 40 gerai hingga 50 gerai baru KFC pada tahun depan.
(prm) Next Article IHSG Lanjutkan Penguatan, Simak 4 Kabar Emiten Berikut

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular