
Kata Siapa Bank Tak Naikkan Bunga Kredit? Mandiri Contohnya
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
29 August 2018 19:19

JAKARTA, CNBC Indonesia - Janji PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) untuk menahan bunga kredit hingga akhir tahun tahun hanya isapan jempol belaka. Buktinya, Bank Mandiri sudah menaikkan bunga kredit 25-50 basis point (bps).
"Kita pun menaikan suku bunga pinjaman itu terbatas 25-50 bps," ujar Investor Relation Bank Mandiri Yohan Setio di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (29/8).
Yohan menambahkan kenaikan suku bunga tersebut tidak sebesar kenaikan suku bunga acuan BI sebesar 150 bps. Alasannya, kebijakan tersebut bisa membuat pertumbuhan kredit melambat.
"Kami lihat satu-satu. Kita lihat dari kondisi kesehatan nasabah, baru kita kenakan kenaikan lending rate," tambah Yohan.
Sebelumnya, Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, perseroan saat ini belum berencana menaikkan bunga kredit. Namun untuk bunga deposito, sambung dia, ada kemungkinan ada penyesuaian.
"Kami deposito mau tidak mau harus menyesuaikan karena dana masyarakat harus kita jaga. Kredit kami belum perlu menyesuaikan tahun ini," jelas Kartika saat ditemui di Kementerian Keuangan, Senin (25/6/2018).
Kartika menilai, suku bunga kredit Bank Mandiri masih berpeluang untuk berada pada level yang sama pada semester kedua tahun ini. Hal ini tak lepas dari upaya BI, yang akan terus menjaga likuiditas di pasar ada.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo juga menegaskan tidak ada alasan bagi perbankan menaikkan bunga kredit maupun depositonya.
BI mengaku telah melakukan berbagai upaya agar bank tidak serta merta menaikan bunga di saat BI menaikan suku bunga acuan.
Menurut Perry, ada beberapa kebijakan bank sentral yang membuat perbankan tidak perlu menaikan bunga bank meskipun BI menaikan bunga acuan. Pertama, adalah relaksasi aturan Loan To Value (LTV).
Faktor kedua, sambung mantan Deputi Gubernur BI itu, adalah jumlah likuiditas yang dilonggarkan meskipun terjadi pengetatan kebijakan moneter melalui kebijakan Giro Wajib Minimum (GWM) Averaging yang naik dari 1,5% menjadi 2%.
Ketua Dewan Komosioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso juga mengamini pernyataan Gubernur BI. Menurutnya kondisi bank yang sehat, likuiditas yang mencukupi dan efisiensi yang terus mendorong menjadi alasan bank tak naikkan bunga kredit.
(roy) Next Article Top! Asing Borong Rp 1,08 T, Saham BMRI Melesat 8,81%
"Kita pun menaikan suku bunga pinjaman itu terbatas 25-50 bps," ujar Investor Relation Bank Mandiri Yohan Setio di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (29/8).
Sebelumnya, Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, perseroan saat ini belum berencana menaikkan bunga kredit. Namun untuk bunga deposito, sambung dia, ada kemungkinan ada penyesuaian.
"Kami deposito mau tidak mau harus menyesuaikan karena dana masyarakat harus kita jaga. Kredit kami belum perlu menyesuaikan tahun ini," jelas Kartika saat ditemui di Kementerian Keuangan, Senin (25/6/2018).
Kartika menilai, suku bunga kredit Bank Mandiri masih berpeluang untuk berada pada level yang sama pada semester kedua tahun ini. Hal ini tak lepas dari upaya BI, yang akan terus menjaga likuiditas di pasar ada.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo juga menegaskan tidak ada alasan bagi perbankan menaikkan bunga kredit maupun depositonya.
BI mengaku telah melakukan berbagai upaya agar bank tidak serta merta menaikan bunga di saat BI menaikan suku bunga acuan.
Menurut Perry, ada beberapa kebijakan bank sentral yang membuat perbankan tidak perlu menaikan bunga bank meskipun BI menaikan bunga acuan. Pertama, adalah relaksasi aturan Loan To Value (LTV).
Faktor kedua, sambung mantan Deputi Gubernur BI itu, adalah jumlah likuiditas yang dilonggarkan meskipun terjadi pengetatan kebijakan moneter melalui kebijakan Giro Wajib Minimum (GWM) Averaging yang naik dari 1,5% menjadi 2%.
Ketua Dewan Komosioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso juga mengamini pernyataan Gubernur BI. Menurutnya kondisi bank yang sehat, likuiditas yang mencukupi dan efisiensi yang terus mendorong menjadi alasan bank tak naikkan bunga kredit.
(roy) Next Article Top! Asing Borong Rp 1,08 T, Saham BMRI Melesat 8,81%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular