Diversifikasi Usaha, Salim Ivomas Bangun Pabrik Kakao

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
29 August 2018 17:07
Salim Ivomas merupakan perusahaan milik perusahaan Grup salim yang memproduksi minyak makan.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) berencana untuk membangun pabrik kakao di Purwakarta Jawa Barat yang diperkirakan rampung akhir 2019.

Direktur Perseroan Tan Agustinus menyampaikan bahwa SIMP mengucurkan dana hingga US$ 35 juta dalam pembangunan pabrik tersebut dengan membentuk usaha patungan (joint venture/JV) dengan salah satu perusahaan asal Jepang.

"Porsi kepemilikan kami pada JV sekitar 49% sedangkan porsi dari Jepang itu 51%. Nilai investasi tersebut bagian dari capex (capital expenditure) kami yang ditargetkan Rp 2 triliun pada tahun ini," ujarnya usai paparan publik di acar Investor Summit 2018, Rabu (29/9/18).

Ke depan perseroan akan menerima produk cokelat yang akan diolah dari grup usahanya yaitu PT PP London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) yang saat ini memiliki lahan cokelat seluas lebih dari 2 ribu hektar.

"Nantinya hasil dari cokelat nanti akan digunakan untuk produksi hilirnya jadi langsung ke industrinya, karena kami tidak jual hasil kakau tersebut secara eceran," tambah Tan.

Sementara itu, perseroa juga berencana untuk membangun pabrik kelapa sawit di Provinsi Lampung dengan kapasitas produksi sebanyak 45 ton tandan buah segar (TBS) per jam.

"Jadi secara prinsip kebijakan ekspansi yang kami lakukan itu lebih ke arah diversifikasi dari bisnis perusahaan. Jadi prinsip kedepannya kami akan terintegrasi secara vertikal jadi seluruh pasokan ada," ujarnya.

Produksi CPO
Menyusul kewajiban pencampuran bahan bakar nabati sebesar 20% untuk minyak diesel/solar (B20) yang ditetapkan pemerintah, perseroan menargetkan kontribusi produksi crude palm oil (CPO) pada semester II meningkat menjadi 55% pada pendapatan.

Menurut Tan, tingginya kapasitas produksi dan penjualan tersebut juga didorong dengan musim panen yang akan terjadi pada kuartal III tahun ini.

"Kami yaki disitu permintaannya (demand) besar, jadi harga bsia kedogkrak. Jadi nanti kontribusi meningkat ke pendapatan menjadi 55% pada semester II, kalau semester I kan kontribusi CPO hanya 45%," ungkapnya.

Sementara itu, perseroan belum memiliki rencana pasti untuk ikut bagian dalam memproduksi biodiesel. Menurutnya, kebijakan B20 yang diterapkan oleh pemerintah dinilai cukup baik untuk meningkatkan permintaan yang besar akan produk kelapa sawit kedepannya.

"Jadi secara prinsip kebijakan ini kan dimaksudkan agar meningkatkan demanddari CPO. Selain itu ya kami akan ikut berkolaborasi kedepannya, belum ada rencana," ujarnya.
(hps) Next Article Jualan CPO Seret, Laba Ivomas Semester I Anjlok 81,82%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular