
Harga CPO Anjlok, Salim Ivomas Derita Rugi Bersih Rp 77 M
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
28 February 2019 10:43

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten perkebunan milik Grup Salim, PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) mencatatkan penjualan sebesar Rp 14,19 triliun sepanjang tahun lalu, turun 10% dari tahun 2017.
Kinerja perseroan mengalami penurunan terutama dipengaruhi oleh harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) yang sangat rendah dan turunnya harga karet pada tahun lalu.
Tekanan ini membuat laba usaha turun sebesar 44% secara tahunan menjadi Rp 973 miliar dari sebelumnya Rp 1,75 triliun, dengan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 77 miliar dari tahun 2017 yang laba bersih Rp 486 miliar.
Dari sisi operasional, SIMP mencatat kenaikan produksi tandan buah segar (TBS) inti sebesar 9% secara tahunan menjadi 3,38 juta ton. Seiring dengan kenaikan produksi TBS, total produksi CPO perseroan juga meningkat 9% menjadi 921.000 ton.
Pada kuartal IV/2018, produksi SIMP tercatat tinggi di mana produksi TBS inti dan CPO naik masing-masing 17% dan 20% year on year.
"2018 Grup SIMP mencatat pertumbuhan produksi TBS inti dan CPO yang kuat, masing-masing sebesar 9% secara tahunan dibandingkan tahun sebelumnya," kata Mark Wakeford, Direktur Utama Grup SIMP dalam keterbukaan informasi, Kamis (28/2/2019).
Mark menjelaskan, Harga CPO di semester kedua 2018 berada pada posisi terendah dalam kurun beberapa tahun terakhir dan pada 2018 harga CPO turun 15% dibandingkan 2017.
Seiring dengan kenaikan produksi TBS, perusahaan meningkatkan total kapasitas pengolahan kelapa sawit dengan membangun 1 pabrik kelapa sawit baru berkapasitas 45 ton TBS per jam yang diperkirakan selesai pada 2019. Ekspansi pada pabrik penyulingan CPO di Surabaya sebesar 300.000 ton per tahun telah selesai dan saat ini sudah beroperasi.
(tas) Next Article Unstoppable! Harga CPO Meroket Terus Sambut Tahun Baru
Kinerja perseroan mengalami penurunan terutama dipengaruhi oleh harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) yang sangat rendah dan turunnya harga karet pada tahun lalu.
Tekanan ini membuat laba usaha turun sebesar 44% secara tahunan menjadi Rp 973 miliar dari sebelumnya Rp 1,75 triliun, dengan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 77 miliar dari tahun 2017 yang laba bersih Rp 486 miliar.
Dari sisi operasional, SIMP mencatat kenaikan produksi tandan buah segar (TBS) inti sebesar 9% secara tahunan menjadi 3,38 juta ton. Seiring dengan kenaikan produksi TBS, total produksi CPO perseroan juga meningkat 9% menjadi 921.000 ton.
"2018 Grup SIMP mencatat pertumbuhan produksi TBS inti dan CPO yang kuat, masing-masing sebesar 9% secara tahunan dibandingkan tahun sebelumnya," kata Mark Wakeford, Direktur Utama Grup SIMP dalam keterbukaan informasi, Kamis (28/2/2019).
Mark menjelaskan, Harga CPO di semester kedua 2018 berada pada posisi terendah dalam kurun beberapa tahun terakhir dan pada 2018 harga CPO turun 15% dibandingkan 2017.
Seiring dengan kenaikan produksi TBS, perusahaan meningkatkan total kapasitas pengolahan kelapa sawit dengan membangun 1 pabrik kelapa sawit baru berkapasitas 45 ton TBS per jam yang diperkirakan selesai pada 2019. Ekspansi pada pabrik penyulingan CPO di Surabaya sebesar 300.000 ton per tahun telah selesai dan saat ini sudah beroperasi.
(tas) Next Article Unstoppable! Harga CPO Meroket Terus Sambut Tahun Baru
Most Popular