Sentimen Serba Netral, Harga Minyak Stagnan

Raditya Hanung, CNBC Indonesia
29 August 2018 10:14
harga minyak hari ini masih relatif stagnan, pasca kemarin kompak terjerumus ke zona merah.
Foto: kotkoa / Freepik
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga minyak jenis brent kontrak pengiriman Oktober 2018 naik tipis 0,04% ke level US$75,98/barel, sementara harga minyak light sweet kontrak Oktober 2018 juga menguat terbatas sebesar 0,09% ke US$68,59/barel pada perdagangan hari ini Rabu (29/08/2018) hingga pukul 09.51 WIB.

Dengan pergerakan tersebut, harga minyak hari ini masih relatif stagnan, pasca kemarin kompak terjerumus ke zona merah. Pada penutupan perdagangan hari Selasa (28/08/2018), harga light sweet yang menjadi acuan di Amerika Serikat (AS) ditutup melemah 0,49. Sedangkan, harga brent yang menjadi acuan di Eropa terkoreksi 0,34%.



Kemarin harga sang emas hitam tertekan akibat aksi ambil untung setelah sebelumnya menguat dua hari berturut-turut. Pada perdagangan akhir pekan lalu, harga minyak bahkan sama-sama menguat 1% lebih.

Meski demikian, pelemahan harga minyak kemarin terbatas  oleh AS dan Meksiko telah mencapai kesepakatan dagang untuk memperbarui kerangka Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA). "Hal itu akan membangun jalan untuk industri energi di kedua negara, dan akan bagus untuk permintaan (minyak)," ujar Bob Yawger, direktur kontrak berjangka di Mizuho New York, seperti dilansir dari Reuters.

Dalam waktu dekat, Kanada juga dikabarkan mencapai kesepakatan serupa. Delegasi Kanada sudah tiba di Washington untuk membahas kesepakatan perdagangan. AS optimistis kesepakatan dengan Kanada bisa tercapai pekan ini.

Untuk perdagangan hari ini, sejumlah sentimen positif sebenarnya menyokong harga minyak. Pertama, sanksi AS terhadap Iran, yang mana akan menargetkan industri perminyakan Negeri Persia per November 2018. Akibat tekanan dari Negeri Paman Sam tersebut, banyak pembeli minyak mentah dari Iran mulai mengurangi pemesanannya.

Meski Teheran sudah memberikan diskon lumayan besar, total volume minyak mentah (termasuk kondensat) yang diekspor Iran diestimasikan hanya sekitar 64 juta barel, atau 2,06 juta barel/hari, pada bulan ini.
Jumlah itu turun lumayan signifikan dari puncaknya di April 2018, yakni sebesar 92,8 juta barel atau 3,09 juta barel/hari.

Kedua, komite monitoring Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) melaporkan bahwa produsen minyak OPEC (termasuk mitra non-OPEC Rusia), memangkas produksi 9% lebih banyak dari kesepakatan.

Sebagai informasi, OPEC dan mitranya sepakat untuk mengurangi produksi minyak mentah mulai tahun 2017 hingga sebesar 1,8 juta barel/hari, apabila dibandingkan dengan level di Oktober 2016.

BACA: Pasokan Global Seret, Reli Harga Minyak Berlanjut

Ketiga, kilang minyak independen di China, atau sering disebut "teapots" meningkatkan pembelian minyak mentahnya, seiring naiknya permintaan bahan bakar di musim dingin. Mengutip data Thomson Reuters, teapots mengimpor minyak mentah sekitar 6 juta ton atau 1,4 juta barel/hari di Agustus 2018. Jumlah itu naik 40% dari bulan Juli 2018.

Sebagai catatan, pada bulan lalu permintaan teapots memang menurun drastis, bahkan menyentuh level kedua terendah sejak Oktober 2016, disebabkan oleh menurunnya permintaan diesel, harga minyak mentah yang tinggi, serta kebijakan perpajakan yang baru.

Meski demikian ketiga sentimen itu juga nampaknya belum mampu mengangkat harga minyak banyak-banyak di pagi ini. Pasalnya, Bank of America memproyeksikan bahwa pasokan minyak global dapat menanjak hingga akhir tahun ini, khususnya dari negara-negara non-OPEC.

"Menuju kuartal-IV 2018, kita mengekspektasikan peningkatan produksi minyak dari negara non-OPEC, seiring kelangkaan pasokan mulai dikurangi dan meningkatnya proyek greenfield," tulis bank tersebut, seperti dikutip dari Reuters.

"Saat ini kelangkaan pasokan negara-negara non-OPEC memang sedang di posisi tertinggi dalam 15 bulan, di angka 730.000 barel/hari. Akan tetapi, hampir setengah dari volume tersebut sedang dalam proses pemulihan," tambah Bank of America.

Bank tersebut juga mengatakan bahwa produksi dari Kanada, Brazil, dan AS, akan memberikan suntikan yang bagi meningkatnya pasokan negara non-OPEC di sepanjang semester II-2018 ini. Sentimen meningkatnya pasokan minyak mentah dari negara-negara non-OPEC ini lantas membatasi penguatan harga minyak pagi ini. 

(RHG/hps) Next Article Sepekan Melejit 5% Lebih, Harga Minyak Dunia kini Terpeleset

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular