Rupiah Jauh Lebih Baik di Era SBY atau Jokowi? Ini Faktanya

Alfado Agustio & Herdaru Purnomo, CNBC Indonesia
28 August 2018 12:24
Pergerakan Rupiah di Masa Jokowi
Foto: Aristya Rahadian Krisabella
Setelah SBY memimpin dua periode, Jokowi pun naik ke tampuk pimpinan. Saat dilantik tanggal 20 Oktober 2014, posisi rupiah berada di Rp 12.030/US$. Sementara hingga saat ini, rupiah berada di posisi Rp 14.610/US$. Nilai depresiasi rupiah pun menyentuh 21,45%. Selama 4 tahun Jokowi memimpin, cobaan rupiah justru datang dari kedua arah.
 
Rupiah Jauh Lebih Baik di Era SBY atau Jokowi? Ini DatanyaFoto: Rupiah Periode Jokowi / Tim Riset CNBC Indonesia


Dari global, arah kebijakan Federal Reserve yang mulai agresif menyebabkan mata uang global termasuk rupiah tertekan. Sejak 2015, terhitung The Fed telah menaikkan suku bunga acuan hingga 175 basis poin. Kenaikan tersebut berpotensi terus terjadi seiring sinyal kuat The Fed akan agresif hingga akhir tahun.
 
Dalam pertemuan tahunan di Jackson Hole (Wyoming), Gubernur The Fed, Jerome Powell menyatakan bank sentral tetap akan menaikkan suku bunga secara bertahap, karena hal itu merupakan langkah terbaik untuk mendukung pemulihan ekonomi AS.


"Ekonomi kita kuat. Inflasi mendekati target 2%, dan banyak orang sudah mendapatkan pekerjaan. Jika pertumbuhan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja ini terus terjadi, maka kenaikan suku bunga acuan secara bertahap memang sudah selayaknya dilakukan," sebut Powell, mengutip Reuters.
 
Sinyal tersebut menjadi ancaman di depan mata bagi rupiah. Pelemahan pun menjadi ancaman kedepannya, setidaknya saat Presiden Jokowi memimpin hingga akhir masa jabatan.
 
Sementara dari dalam negeri, cobaan rupiah juga datang dari perkembangan defisit transaksi berjalan. Selama Jokowi memimpin, transaksi berjalan tidak pernah mencatatkan surplus. Hal ini berbeda di zaman SBY yang pernah mencatatkan surplus di tahun 2011

Rupiah Jauh Lebih Baik di Era SBY atau Jokowi? Ini DatanyaFoto: Reuters

 
Meskipun secara angka nilai depresiasi rupiah masih rendah dibandingkan masa SBY terutama di periode kedua khususnya. Namun, ancaman pelemahan kedepannya masih terbuka lebar. Perkiraan The Fed yang masih agresif hingga tahun depan, bukan tidak mungkin depresiasi rupiah di masa pemerintahan Jokowi akan jauh lebih tinggi nantinya. 

TIM RISET CNBC INDONESIA - Alfado Agustio

(dru)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular