Permintaan Impor India Kuat, Harga Batu Bara Naik Nyaris 1%

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
28 August 2018 10:19
Harga batu bara ICE Newcastle kontrak acuan ditutup menguat 0,85% ke US$118,9/metrik ton
Foto: REUTERS/Stringer
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga batu bara ICE Newcastle kontrak acuan ditutup menguat 0,85% ke US$118,9/metrik ton (MT), pada perdagangan hari Senin (27/08/2018).

Harga si batu hitam nampaknya mulai mendapatkan kekuatannya lagi, setelah turun tipis sebesar 0,09% di sepanjang pekan lalu. Bahkan, sebelumnya harga batu bara sempat melemah 7 hari berturut-turut, sebelum akhirnya pada penutupan perdagangan hari Jumat (24/08/2018) menguat 0,64%.



Sejumlah sentimen negatif memang menghantui harga batu bara di sepanjang pekan lalu, salah satunya datang dari kekhawatiran akan lesunya permintaan pasca musim panas berlalu.

"Kita akan melihat sebagian dari permintaan (batu bara) musim panas berkurang seiring datangnya temperatur yang lebih dingin, dan kita bergerak keluar dari puncak musim panas," ujar Pat Markey, Managing Director di perusahaan konsultan komoditas Sierra Vista Resources, seperti dikutip dari Reuters.

Sebelumnya, harga batu bara mendapatkan berkah dari gelombang panas yang menyapu Asia Utara dan Eropa. Akibatnya, energi listrik yang digunakan menyalakan pendingin ruangan pun memuncak, sehingga memicu melambungnya permintaan batu bara untuk pembangkit listrik.

Meski demikian, energi positif juga datang dari produksi batu baraChina yang mengalami penurunan sebesar 2% secara tahunan (year-on-year/YoY) ke angka 281,5 juta MT pada Juli 2018. Penyebabnya adalah inspeksi lingkungan yang dilakukan oleh Pemerintah China pada sejumlah sentra produksi batu bara, yang dimulai pada bulan Juni 2018 lalu.

Akibatnya, impor batu bara Negeri Tirai Bambu pun masih tercatat cukup tinggi di bulan lalu. Mengutip data Reuters, impor batu bara China bulan lalu naik 14% secara bulanan (month-to-month/MtM) ke 29,01 juta ton, tertinggi dalam 4,5 tahun.

Baca: Harga Batu Bara Tertekan di Pekan Lalu, Ini Alasannya


Kemudian, angin segar juga datang dari India. Meski harga batu bara terus naik sejak Mei 2018, impor batu bara Negeri Bollywood masih tercatat kuat di bulan Agustus 2018 ini. Berdasarkan data pelabuhan dan vessel-tracking yang dikompilasi Thomson Reuters, total impor batu bara India diproyeksikan mencapai 17,7 juta ton di bulan ini.

Jumlah itu bahkan lebih besar dari capaian bulan Juli 2018 sebesar 17,4 juta ton. Padahal, impor batu bara bulan lalu merupakan yang terbesar di tahun 2018 ini.

Kuatnya impor India ini nampaknya disebabkan oleh terhambatnya transportasi batu bara domestik dari tambang ke pembangkit listrik on-grid. Meski demikian, Tim Buckley, direktur studi finansial energi di Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA), pembangkit listrik on-grid bukanlah satu-satunya konsumen batu bara di India.

Mengutip catatan Buckley pada Reuters, terdapat sekitar 30 gigawatts (GW) pembangkit listrik bertenaga batu bara yang digunakan oleh pengelolaan listrik swasembada, di antaranya smelter aluminium, pembuat semen, dan industri lainnya. Konsumen jenis ini lebih bergantung pada batu bara impor, seiring permintaan mereka tidaklah diprioritaskan oleh Coal India (perusahaan tambang batu bara negara di India).

Jika kapasitas 30 GW ini beroperasi pada kapasitas 61% saja, artinya mereka akan membutuhkan sekitar 96 juta ton batu bara termal per tahun. "Jumlah itu merepresentasikan sekitar 2/3 dari impor batu bara (India) saat ini," tulis Buckley, seperti dikutip dari Reuters.

Mengingat pengguna sektor ini harus terus mengoperasikan pengelolaan listrik swasembada-nya dengan tujuan memproduksi barang, mereka tidak mempunyai pilihan lain untuk beralih ke impor, di kala Coal India tidak mampu memenuhi permintaan mereka. Artinya 2/3 impor India saat ini berasal dari pembeli yang tidak bersifat price sensitive. Meskipun harga terus menanjak, nampaknya impor batu bara India akan tetap kuat.     

(RHG/gus) Next Article China Serap Batu Bara Australia, Harga Berangsur Naik

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular