
Banyak Dana Murah, Bank BUKU IV Belum Bisa Memanfaatkan
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
24 August 2018 15:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank-bank besar di tanah air kecipratan untung dari pelitnya masyarakat Indonesia dalam berbelanja (konsumsi). Melansir Statistik Perbankan Indonesia (SPI) yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keangan (OJK), porsi deposito dari Dana Pihak Ketiga (DPK) bank umum BUKU IV turun menjadi 33,9% per Juni 2018, dari yang sebelumnya 34,1% pada akhir tahun lalu.
Jika dibandingkan dengan posisi Juni 2017 yang sebesar 35,9%, penurunannya lebih signifikan lagi.
Menciutnya porsi deposito yang merupakan dana mahal (bank harus memberikan imbal hasil lebih tinggi ketika menerbitkan deposito dibandingkan tabungan dan giro) menunjukkan bahwa di sisi lain porsi dari dana murah menjadi lebih besar.
Masyarakat Indonesia memang semakin pelit dalam membelanjakan uangnya sepanjang tahun ini. Secara rata-rata sampai dengan bulan Juni 2018, porsi pendapatan masyarakat yang dialokasikan untuk konsumsi dan cicilan pinjaman tercatat turun menjadi 79,4%, dari yang sebelumnya 79,9% pada periode yang sama tahun lalu.
Di sisi lain, porsi pendapatan masyarakat yang dialokasikan menjadi tabungan naik menjadi 21%, dari yang sebelumnya 20,1%.
Sayangnya, dana murah yang lebih banyak ini tak bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak profitabilitas. Hal ini terlihat dari rasio Net Interest Margin (NIM) yang justru lebih rendah. Per Juni 2017, NIM bank umum BUKU IV tercatat sebesar 6,07%. Per Juni 2018, nilainya tersisa 5,81%.
Hal ini mengidikasikan bahwa bank memangkas suku bunga kredit lebih dalam ketimbang penurunan suku bunga DPK. Hal ini mungkin dilakukan guna menggenjot penyaluran kredit yang bisa dibilang lesu.
Masih melansir SPI, jumlah kredit outstanding dari bank umum BUKU IV kepada pihak ketiga per Juni 2018 tercatat hanya tumbuh sebesar 11,6% YoY, jauh di bawah capaian periode yang sama tahun 2017 sebesar 21,3% YoY.
Pada akhirnya, profitabilitas menjadi tak bisa dikerek naik. Hingga Juni 2018, laba bersih bank umum BUKU IV hanya tumbuh sebesar 14,9% YoY, jauh lebih rendah dibandingkan capaian Juni 2017 yang sebesar 23,6% YoY.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Adu Cuan Kelompok Bank BUKU IV
Jika dibandingkan dengan posisi Juni 2017 yang sebesar 35,9%, penurunannya lebih signifikan lagi.
Menciutnya porsi deposito yang merupakan dana mahal (bank harus memberikan imbal hasil lebih tinggi ketika menerbitkan deposito dibandingkan tabungan dan giro) menunjukkan bahwa di sisi lain porsi dari dana murah menjadi lebih besar.
Di sisi lain, porsi pendapatan masyarakat yang dialokasikan menjadi tabungan naik menjadi 21%, dari yang sebelumnya 20,1%.
Sayangnya, dana murah yang lebih banyak ini tak bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak profitabilitas. Hal ini terlihat dari rasio Net Interest Margin (NIM) yang justru lebih rendah. Per Juni 2017, NIM bank umum BUKU IV tercatat sebesar 6,07%. Per Juni 2018, nilainya tersisa 5,81%.
Hal ini mengidikasikan bahwa bank memangkas suku bunga kredit lebih dalam ketimbang penurunan suku bunga DPK. Hal ini mungkin dilakukan guna menggenjot penyaluran kredit yang bisa dibilang lesu.
Masih melansir SPI, jumlah kredit outstanding dari bank umum BUKU IV kepada pihak ketiga per Juni 2018 tercatat hanya tumbuh sebesar 11,6% YoY, jauh di bawah capaian periode yang sama tahun 2017 sebesar 21,3% YoY.
Pada akhirnya, profitabilitas menjadi tak bisa dikerek naik. Hingga Juni 2018, laba bersih bank umum BUKU IV hanya tumbuh sebesar 14,9% YoY, jauh lebih rendah dibandingkan capaian Juni 2017 yang sebesar 23,6% YoY.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Adu Cuan Kelompok Bank BUKU IV
Most Popular