
Rezim Bunga Tinggi, FIF Tetap Tawarkan Obligasi Rp 2 T
Irvin Avriano A., CNBC Indonesia
24 August 2018 12:08

Jakarta, CNBC Indonesia -Perusahaan pembiayaan motor Honda dan peralatan elektronik milik Grup Astra yaitu PT Federal International Finance (FIF) mulai menawarkan obligasi senilai maksimal Rp 2 triliun kepada calon investor.
Penawaran yang sudah dimulai sejak 20 Agustus tersebut terjadi di tengah rezim suku bunga tinggi, yang biasanya memicu keraguan calon emiten obligasi untuk menawarkan efek surat berharganya kepada calon investor.
Dalam dokumen yang dikirimkan kepada calon investor hari ini, surat utang bertajuk obligasi berkelanjutan III FIF tahap IV/2018 tersebut terbagi menjadi dua seri, yaitu seri A 370 hari (setahun) dan seri B 36 bulan (tiga tahun).
Penawaran tahap IV tersebut merupakan bagian dari program penerbitan obligasi berkelanjutan III (shelf registration) senilai total Rp 15 triliun yang berlaku dalam dua tahun sejak pertama kali didaftarkan ke OJK pada awal 2017.
Sejak tahun lalu, obligasi berkelanjutan III FIF sudah diterbitkan Rp 7,72 triliun. Jika penerbitan tahap IV ini sukses sesuai target Rp 2 triliun, perusahaan masih memiliki waktu hingga 2019 untuk menerbitkan jumlah selisih penerbitan yang belum diterbitkan yaitu Rp 5,27 triliun dari total berkelanjutan Rp 15 triliun.
Obligasi berkelanjutan III tahap IV yang berperingkat idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia dan AAA dari PT Fitch Ratings Indonesia itu menawarkan kupon 7%-8% untuk seri A dan 7,75%-8,75% untuk seri B.
FIF merupakan perusahaan pembiayaan yang memang rutin menerbitkan obligasi setiap tahunnya. Dana dari penerbitan obligasi tersebut digunakan untuk pendanaan pembiayaan perusahaan kepada konsumen.
Penawaran tersebut terjadi di tengah rezim suku bunga tinggi, yang biasanya memicu keraguan calon emiten obligasi untuk menawarkan efek surat berharganya kepada calon investor.
Rezim tersebut dimulai ketika suku bunga acuan 7 Day Reverse Reverse Repo Rate (7DRRR) dinaikkan kembali oleh bank sentral pada 15 Agustus menjadi 5,5%. Penaikan tesebut menggenapi total kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia sebanyak 1,25% sejak awal tahun.
Namun, karena obligasi menjadi salah satu sumber pendanaan utama bagi FIF dan perusahaan pembiayaan semacamnya, maka perusahaan relatif tidak berdampak oleh rezim suku bunga tinggi tersebut.
Per Desember 2017, perusahaan yang dipimpin Margono Tanuwijaya tersebut membukukan kontrak pembiayaan baru Rp 22,4 triliun, naik 7,01% dari pembiayaan baru 2016 Rp 20,93 triliun.
Untuk segmen pembiayaan penjualan motor Honda, FIF masih menguasai pangsa pasar 2017, yaitu 1,45 juta unit dari total penjualan 4,41 juta unit. Dari penjualan itu, 2,98 juta unit berupa kredit dan 1,43 juta unit berupa penjualan tunai.
Di bawah FIF, perusahaan pembiayaan yang menguasai pasar pembiayaan motor Honda adalah PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) 445.858 unit, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) 183.020 unit, dan PT Summit Oto Finance 280.054 unit.
Per Juni 2018, FIF mencatatkan piutang pembiayaan konsumen bersih Rp 30,56 triliun, sudah naik dari pos akun yang sama pada akhir 2017 Rp 29,27 triliun.
Pada periode yang sama, perusahaan memiliki kewajiban obligasi Rp 16,35 triliun dan pinjaman Rp 8,12 triliun, serta pendapatan Rp 4,69 triliun dan laba tahun berjalan Rp 1,1 triliun.
Indikasi masa penawaran awal obligasi berkelanjutan III/tahap IV/2018 itu ditetapkan hingga 31 Agustus, indikasi masa penjatahan 21 September, indikasi distribusi elektronik 25 September, dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia 26 September.
Obligasi Berkelanjutan III FIF Beredar
(Rp miliar)
Sumber: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Reli 3 Hari Berturut, ke Mana Arah Pasar Obligasi Hari Ini?
Penawaran yang sudah dimulai sejak 20 Agustus tersebut terjadi di tengah rezim suku bunga tinggi, yang biasanya memicu keraguan calon emiten obligasi untuk menawarkan efek surat berharganya kepada calon investor.
Dalam dokumen yang dikirimkan kepada calon investor hari ini, surat utang bertajuk obligasi berkelanjutan III FIF tahap IV/2018 tersebut terbagi menjadi dua seri, yaitu seri A 370 hari (setahun) dan seri B 36 bulan (tiga tahun).
Sejak tahun lalu, obligasi berkelanjutan III FIF sudah diterbitkan Rp 7,72 triliun. Jika penerbitan tahap IV ini sukses sesuai target Rp 2 triliun, perusahaan masih memiliki waktu hingga 2019 untuk menerbitkan jumlah selisih penerbitan yang belum diterbitkan yaitu Rp 5,27 triliun dari total berkelanjutan Rp 15 triliun.
Obligasi berkelanjutan III tahap IV yang berperingkat idAAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia dan AAA dari PT Fitch Ratings Indonesia itu menawarkan kupon 7%-8% untuk seri A dan 7,75%-8,75% untuk seri B.
FIF merupakan perusahaan pembiayaan yang memang rutin menerbitkan obligasi setiap tahunnya. Dana dari penerbitan obligasi tersebut digunakan untuk pendanaan pembiayaan perusahaan kepada konsumen.
Penawaran tersebut terjadi di tengah rezim suku bunga tinggi, yang biasanya memicu keraguan calon emiten obligasi untuk menawarkan efek surat berharganya kepada calon investor.
Rezim tersebut dimulai ketika suku bunga acuan 7 Day Reverse Reverse Repo Rate (7DRRR) dinaikkan kembali oleh bank sentral pada 15 Agustus menjadi 5,5%. Penaikan tesebut menggenapi total kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia sebanyak 1,25% sejak awal tahun.
Namun, karena obligasi menjadi salah satu sumber pendanaan utama bagi FIF dan perusahaan pembiayaan semacamnya, maka perusahaan relatif tidak berdampak oleh rezim suku bunga tinggi tersebut.
Per Desember 2017, perusahaan yang dipimpin Margono Tanuwijaya tersebut membukukan kontrak pembiayaan baru Rp 22,4 triliun, naik 7,01% dari pembiayaan baru 2016 Rp 20,93 triliun.
Untuk segmen pembiayaan penjualan motor Honda, FIF masih menguasai pangsa pasar 2017, yaitu 1,45 juta unit dari total penjualan 4,41 juta unit. Dari penjualan itu, 2,98 juta unit berupa kredit dan 1,43 juta unit berupa penjualan tunai.
Di bawah FIF, perusahaan pembiayaan yang menguasai pasar pembiayaan motor Honda adalah PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) 445.858 unit, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) 183.020 unit, dan PT Summit Oto Finance 280.054 unit.
Per Juni 2018, FIF mencatatkan piutang pembiayaan konsumen bersih Rp 30,56 triliun, sudah naik dari pos akun yang sama pada akhir 2017 Rp 29,27 triliun.
Pada periode yang sama, perusahaan memiliki kewajiban obligasi Rp 16,35 triliun dan pinjaman Rp 8,12 triliun, serta pendapatan Rp 4,69 triliun dan laba tahun berjalan Rp 1,1 triliun.
Indikasi masa penawaran awal obligasi berkelanjutan III/tahap IV/2018 itu ditetapkan hingga 31 Agustus, indikasi masa penjatahan 21 September, indikasi distribusi elektronik 25 September, dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia 26 September.
Obligasi Berkelanjutan III FIF Beredar
Seri | Jatuh tempo | Jumlah Beredar |
Berkelanjutan III/Tahap I/2017/B | 26-Apr-20 | 2,076 |
Berkelanjutan III/Tahap II/2017/A | 20-Oct-18 | 1,679 |
Berkelanjutan III/Tahap II/2017/B | 10-Oct-20 | 971 |
Berkelanjutan III/Tahap III/2017/A | 21-Apr-19 | 1,592 |
Berkelanjutan III/Tahap III/2018/B | 11-Apr-21 | 1,408 |
Total | 7,726 |
Sumber: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/hps) Next Article Reli 3 Hari Berturut, ke Mana Arah Pasar Obligasi Hari Ini?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular