
Hingga Agustus 2018, Total Bangun Raih Kontrak Baru Rp 2,6 T
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
24 August 2018 11:29

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) mencatatkan kontrak baru senilai Rp 2,6 triliun selama periode Januari-Agustus tahun ini. Nilai tersebut mencapai 65% dari total target kontrak baru perseroan senilai Rp 4 triliun sepanjang 2018.
Menurut keterbukaannya, target kontrak baru tersebut tercatat naik 16,82% dari kontrak baru yang diraih perseroan pada 2017 senilai Rp 3,42 triliun. Pada 2017 kontrak baru perseroan telah tumbuh signifikan (+63,51%) dibandingkan tahun 2016 senilai Rp 2,66 triliun.
Namun, pada tahun ini perseroan memperkirakan pendapatan perseroan negatif 11,44% menjadi senilai Rp 2,6 triliun dibandingkan dengan pendapatan pada 2017 senilai Rp 2,93 triliun.
Penurunan target pendapatan tersebut didorong dengan target nilai pekerjaan atau cakupan pekerjaan perseroan tetap (stagnan) senilai Rp 4,6 triliun pada 2018 dibandingkan tahun lalu. Serta target nilai cakupan pekerjaan dari perolehan kontrak baru yang turun 10% menjadi Rp 5,4 triliun year on year (YoY).
Sementara itu, untuk mengembangkan bisnis perseroan, tahun ini TOTL menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 50 miliar. Alokasi dari capex tersebut akan digunakan untuk biaya peralatan proyek, renovasi gedung, peralatan information technology (IT) hingga software.
Sedangkan hingga kuartal II 2018, klasifikasi proyek perseroan terdiri dari 40% proyek perkantoran, proyek apartemen (57%) dan sisanya proyek pusat perbelanjaan (3%).
Sedangkan mayoritas proyek perseroan pada kuartal II tahun ini sekitar 94% berlokasi di Pulau Jawa dan Bali dan sisanya 5% proyek berlokasi di Pulau Sumatera dan lain-lain (1%).
Hingga saat ini, perseroan sedang merencanakan empat proyek properti terbarunya yaitu Trans Icon Surabaya, The Pakubowono Menteng Jakarta, The Smith Alam Sutera dan Binus Malang.
(hps) Next Article Terkendala Izin, TOTL Revisi Target Pendapatan Rp 2,6 T
Menurut keterbukaannya, target kontrak baru tersebut tercatat naik 16,82% dari kontrak baru yang diraih perseroan pada 2017 senilai Rp 3,42 triliun. Pada 2017 kontrak baru perseroan telah tumbuh signifikan (+63,51%) dibandingkan tahun 2016 senilai Rp 2,66 triliun.
Namun, pada tahun ini perseroan memperkirakan pendapatan perseroan negatif 11,44% menjadi senilai Rp 2,6 triliun dibandingkan dengan pendapatan pada 2017 senilai Rp 2,93 triliun.
Sementara itu, untuk mengembangkan bisnis perseroan, tahun ini TOTL menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 50 miliar. Alokasi dari capex tersebut akan digunakan untuk biaya peralatan proyek, renovasi gedung, peralatan information technology (IT) hingga software.
Sedangkan hingga kuartal II 2018, klasifikasi proyek perseroan terdiri dari 40% proyek perkantoran, proyek apartemen (57%) dan sisanya proyek pusat perbelanjaan (3%).
Sedangkan mayoritas proyek perseroan pada kuartal II tahun ini sekitar 94% berlokasi di Pulau Jawa dan Bali dan sisanya 5% proyek berlokasi di Pulau Sumatera dan lain-lain (1%).
Hingga saat ini, perseroan sedang merencanakan empat proyek properti terbarunya yaitu Trans Icon Surabaya, The Pakubowono Menteng Jakarta, The Smith Alam Sutera dan Binus Malang.
(hps) Next Article Terkendala Izin, TOTL Revisi Target Pendapatan Rp 2,6 T
Most Popular