
Internasional
The Fed Sebut Perang Dagang Mengancam Perekonomian AS
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
23 August 2018 06:58

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve memandang perseteruan dagang global yang sedang terjadi saat ini sebagai ancaman terbesar bagi kuatnya pertumbuhan ekonomi AS. Hal tersebut tercantum dalam risalah rapat The Fed bulan lalu yang dipublikasikan hari Rabu (22/8/2018).
Risalah dari rapat penentuan kebijakan moneter tanggal 31 Juli hingga 1 Agustus lalu itu mengindikasikan bahwa anggota dewan gubernur cukup yakin bahwa pertumbuhan ekonomi yang kuat baru-baru ini akan berlanjut paling tidak dalam jangka waktu pendek.
Para pejabat juga mengatakan sepertinya pengambilan langkah baru dalam upaya penarikan kebijakan yang akomodatif akan layak dilakukan segera. Hal ini mengindikasikan kenaikan suku bunga lanjutan sebagaimana yang telah diperkirakan pasar.
Namun, The Fed juga mengisyaratkan bahwa tarif impor yang dikenakan terhadap beberapa jenis produk oleh Presiden AS Donald Trump berbahaya bagi beberapa sektor.
Risalah rapat menunjukkan "semua partisipan berpendapat bahwa terus berlanjutnya perseteruan dagang dan usulan langkah-langkah perdagangan sebagai sebuah sumber ketidakpastian dan risiko yang penting. Partisipan mengamati bahwa jika perseteruan mengenai kebijakan perdagangan yang besar dan panjang terjadi, sepertinya akan terjadi efek buruk bagi sentimen usaha, investasi, dan pekerjaan," CNBC International melaporkan.
Dewan gubernur dalam rapat tersebut memutuskan mempertahankan suku bunga acuan, Fed Funds Rate, di kisaran 1,75% hingga 2%. Pasar mengantisipasi kenaikan lanjutan akan terjadi di pertemuan bulan September mendatang dan satu kali lagi di Desember.
(prm) Next Article The Fed Isyaratkan Akan Terus Naikkan Bunga Acuan
Risalah dari rapat penentuan kebijakan moneter tanggal 31 Juli hingga 1 Agustus lalu itu mengindikasikan bahwa anggota dewan gubernur cukup yakin bahwa pertumbuhan ekonomi yang kuat baru-baru ini akan berlanjut paling tidak dalam jangka waktu pendek.
Para pejabat juga mengatakan sepertinya pengambilan langkah baru dalam upaya penarikan kebijakan yang akomodatif akan layak dilakukan segera. Hal ini mengindikasikan kenaikan suku bunga lanjutan sebagaimana yang telah diperkirakan pasar.
Risalah rapat menunjukkan "semua partisipan berpendapat bahwa terus berlanjutnya perseteruan dagang dan usulan langkah-langkah perdagangan sebagai sebuah sumber ketidakpastian dan risiko yang penting. Partisipan mengamati bahwa jika perseteruan mengenai kebijakan perdagangan yang besar dan panjang terjadi, sepertinya akan terjadi efek buruk bagi sentimen usaha, investasi, dan pekerjaan," CNBC International melaporkan.
Dewan gubernur dalam rapat tersebut memutuskan mempertahankan suku bunga acuan, Fed Funds Rate, di kisaran 1,75% hingga 2%. Pasar mengantisipasi kenaikan lanjutan akan terjadi di pertemuan bulan September mendatang dan satu kali lagi di Desember.
(prm) Next Article The Fed Isyaratkan Akan Terus Naikkan Bunga Acuan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular