Hati-hati, Dolar AS Mulai Bangkit
22 August 2018 09:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama masih tertekan. Namun pelemahan greenback semakin tipis dan siap menguat kapan saja.
Pada Rabu (22/8/18) pukul 08:47 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi dolar AS di hadapan enam mata uang utama) masih terkoreksi 0,04%. Koreksi ini lebih tipis dibandingkan hari sebelumnya yang sempat mencapai kisaran 0,4%.
Pelemahan dolar AS yang kian terbatas membuat sejumlah mata uang utama Asia mulai terdepresiasi di hadapan greenback. Berikut perkembangan nilai tukar beberapa mata uang Benua Kuning terhadap dolar AS pada pukul 08:53 WIB:
Dolar AS masih terbeban oleh komentar Trump yang dikemukakan dalam wawancara bersama Reuters. Trump lagi-lagi mengkritik kebijakan The Federal Reserve/The Fed yang dianggap terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga.
Menurut Trump, saat ini semestinya The Fed membantu upaya pemulihan ekonomi AS dengan tidak melakukan pengetatan moneter. Apalagi Trump melihat mata uang negara-negara mitra (atau rival?) dagang AS terus melemah, misalnya yuan China atau euro.
Saat greenback menguat, ekspor AS menjadi kurang kompetitif karena barang-barang made in USA lebih mahal di pasar global. Sementara mata uang negara lain yang melemah menjadikan produk mereka lebih murah sehingga impor AS pun membengkak.
Sampai saat ini, AS masih mencatat defisit perdagangan. Pada Juni 2018, defisit perdagangan AS adalah US$ 46,3 miliar, lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$ 43,2 miliar. Meski ada perbaikan dibandingkan posisi awal tahun yang mencapai US$ 52,88 miliar.
"Kami sedang bernegosiasi dengan negara-negara lain, kita akan memang. Namun dalam periode ini, The Fed seharusnya membantu saya," tegas Trump dalam wawancara tersebut.
Komentar Trump membuat pasar cemas, karena bisa mengarah ke intervensi terhadap kebijakan moneter. Hal ini tentu sangat bertentangan dengan marwah independensi bank sentral yang sangat dijunjung tinggi.
Merespons komentar Trump, dolar AS dan instrumen berbasis mata uang ini mengalami tekanan jual. Akibatnya adalah mata uang Negeri Adidaya terus tertekan sejak perdagangan kemarin.
Pada Rabu (22/8/18) pukul 08:47 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi dolar AS di hadapan enam mata uang utama) masih terkoreksi 0,04%. Koreksi ini lebih tipis dibandingkan hari sebelumnya yang sempat mencapai kisaran 0,4%.
Pelemahan dolar AS yang kian terbatas membuat sejumlah mata uang utama Asia mulai terdepresiasi di hadapan greenback. Berikut perkembangan nilai tukar beberapa mata uang Benua Kuning terhadap dolar AS pada pukul 08:53 WIB:
Dolar AS masih terbeban oleh komentar Trump yang dikemukakan dalam wawancara bersama Reuters. Trump lagi-lagi mengkritik kebijakan The Federal Reserve/The Fed yang dianggap terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga.
Menurut Trump, saat ini semestinya The Fed membantu upaya pemulihan ekonomi AS dengan tidak melakukan pengetatan moneter. Apalagi Trump melihat mata uang negara-negara mitra (atau rival?) dagang AS terus melemah, misalnya yuan China atau euro.
Saat greenback menguat, ekspor AS menjadi kurang kompetitif karena barang-barang made in USA lebih mahal di pasar global. Sementara mata uang negara lain yang melemah menjadikan produk mereka lebih murah sehingga impor AS pun membengkak.
Sampai saat ini, AS masih mencatat defisit perdagangan. Pada Juni 2018, defisit perdagangan AS adalah US$ 46,3 miliar, lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya yaitu US$ 43,2 miliar. Meski ada perbaikan dibandingkan posisi awal tahun yang mencapai US$ 52,88 miliar.
"Kami sedang bernegosiasi dengan negara-negara lain, kita akan memang. Namun dalam periode ini, The Fed seharusnya membantu saya," tegas Trump dalam wawancara tersebut.
Komentar Trump membuat pasar cemas, karena bisa mengarah ke intervensi terhadap kebijakan moneter. Hal ini tentu sangat bertentangan dengan marwah independensi bank sentral yang sangat dijunjung tinggi.
Merespons komentar Trump, dolar AS dan instrumen berbasis mata uang ini mengalami tekanan jual. Akibatnya adalah mata uang Negeri Adidaya terus tertekan sejak perdagangan kemarin.
Arus Modal Mulai Masuk ke AS
BACA HALAMAN BERIKUTNYA