Fokus investor

Trump Beri The Fed 'Kartu Kuning', Rupiah Bisa Perkasa

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
21 August 2018 09:03
Trump Beri The Fed 'Kartu Kuning', Rupiah Bisa Perkasa
Foto: REUTERS/Darren Whiteside/File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah berhasil menunjukkan keperkasaannya terhadap dolar AS pada Senin (21/8/2018). Penguatan rupiah, terjadi di tengah sejumlah mata uang Asia yang cenderung melemah di hadapan greenback.

Bank Indonesia (BI) memandang, penguatan nilai tukar rupiah tak lepas dari meredanya sentimen dinamika ketidakpastian ekonomi global serta mulai kembalinya kepercayaan pelaku pasar terhadap prospek perekonomian

Meski demikian, dolar AS bisa saja melancarkan aksi 'balas dendam' dan membuat sejumlah mata uang negara berkembang, termasuk nilai tukar rupiah ketar ketir. Kondisi ini, tentu saja masih menghantui pergerakan nilai tukar.

Namun, rupiah sepertinya masih akan mendapatkan angin segar dalam beberapa hari ke depan. Sikap Presiden Donald Trump yang terlihat melakukan intervensi terhadap bank sentral bisa menghambat keperkasaan dolar AS. Simak selengkapnya:

Keputusan bank sentral mengerek tingkat bunga acuan 7 day reverse repo rate sepertinya mulai dirasakan dampaknya, terutama dalam memancing arus modal portofolio ke Indonesia, sehingga bisa menopang stabilitas nilai tukar.

Selain itu, masih ada beberapa sentimen positif lainnya dari sisi domestik. Misalnya, dari sisi komitmen pemerintah untuk mengendalikan impor dalam rangka menekan angka defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD).

"Sentimen [kepala pelaku pasar] sudah terbentuk, bahwa kami akan kendalikan," ungkap Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo.

Bagi bank sentral, posisi CAD kuartal II yang tembus 3% dari produk domestik bruto (PDB) masih cukup bisa diterima pelaku pasar, jika isu tersebut tak bersamaan dengan munculnya isu perang dagang maupun krisis Turki.

Secara fundamental, kondisi perekonomian Indonesia masih cukup bagus. Hal tersebut tercermin dari geliat ekonomi domestik yang masih bisa tumbuh 5%, laju inflasi yang relatif terjaga, serta komitmen pemerintah maupun BI menekan angka CAD.

Penguatan rupiah juga dipengaruhi meredanya ketidakpastian ekonomi global yang dipengaruhi dari munculnya optimisme pemerintah AS dan China yang bakal mengakhiri friksi perang dagang melalui jalur diplomasi.

Selain itu, krisis mata uang yang terjadi di Turki, yang awalnya diperkirakan bakal merembet ke sejumlah negara berkembang tak terkecuali indonesia pun tidak akan separah yang dibayangkan oleh sebagian pelaku pasar.

"Selain itu, yield SBN yang sudah menyentuh 7,95% kembali menjadi attractive bagi investor asing di tengah terjaganya laju inflasi dalam sasaran BI," kata Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Nanang Hendarsah.



Pergerakan nilai tukar rupiah saat ini memang sangat dipengaruhi kondisi eksternal. Jika terjadi sedikit saja shock - terutama terhadap situasi ekonomi negeri Paman Sam - bukan tidak mungkin dolar AS kembali menunjukkan keperkasaanya.

"Memang sekarang tergantung dengan global. Kalau global membantu, sangat membantu sekali," ungkap Dody.

Namun, Presiden Donald Trump kembali membuat ulah. Komentar Trump mengenai kebijakan The Fed mulai mengkhawatirkan psikologis pelaku pasar, bahwa pengusaha properti tersebut mulai mengobok-obok dan menyetir kebijakan moneter The Fed.

Saat pelaku pasar melihat adanya upaya intervensi terhadap bank sentral, maka hukuman pun akan dijatuhkan. Dollar Index (yang mencerminkan posisi dolar AS dibandingkan enam mata uang utama) pada pukul 04:36 WIB melemah 0,36%.

Nilai tukar rupiah, pun bisa memanfaatkan situasi dan kembali mencatat apresiasi. Prospek penguatan lanjutn - pasca sepanjang perdagangan kemarin menguat - pun terbuka, ditambah dengan upaya BI yang menjaga daya tarik pasar keuangan domestik.

BI, kemarin sudah merelaksasi sejumalh instrumen di pasar keuangan dengan melonggarkan premi swap lingung nilai (hedging) yang lebih murah serta relaksasi swap yang bisa di hedging ke BI dari minimum US$ 10 juta mejnadi Rp US$ 2 juta.

Melalui relaksasi-relaksasi tersebut, BI optimistis para pengusaha bisa menukarkan dolar-nya tanpa mengkhawatirkan risiko nilai tukar. Lantas, apa yang menjadi keyakinan BI pengusaha bakal memanfaatkan fasilitas ini?

"Fundamental dong. Pertumbuhan kita masih bisa 5,2% dan inflasi rendah, defisit pemerintah rendah. Artinya, sebenarnya potensi investasi di Indonesia cukup besar," jelas Dody.

"Cuma memang mereka [pengusaha] butuh kepastian global. [...] Tapi instrumen sudah kita buka. Swap sangat membantu untuk meyakinkan investor yang pegang dolar mau menempatkan dananya," katanya.

Meredanya sentimen ekonomi global, dan upaya bank sentral menjaga daya tarik pasar keuangan, diharapkan bisa mengundang aliran modal masuk ke pasar keuangan domestik, dan membuat rupiah memiliki pijakan untuk menguat
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular