
Fokus investor
Trump Beri The Fed 'Kartu Kuning', Rupiah Bisa Perkasa
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
21 August 2018 09:03

Pergerakan nilai tukar rupiah saat ini memang sangat dipengaruhi kondisi eksternal. Jika terjadi sedikit saja shock - terutama terhadap situasi ekonomi negeri Paman Sam - bukan tidak mungkin dolar AS kembali menunjukkan keperkasaanya.
"Memang sekarang tergantung dengan global. Kalau global membantu, sangat membantu sekali," ungkap Dody.
Namun, Presiden Donald Trump kembali membuat ulah. Komentar Trump mengenai kebijakan The Fed mulai mengkhawatirkan psikologis pelaku pasar, bahwa pengusaha properti tersebut mulai mengobok-obok dan menyetir kebijakan moneter The Fed.
Saat pelaku pasar melihat adanya upaya intervensi terhadap bank sentral, maka hukuman pun akan dijatuhkan. Dollar Index (yang mencerminkan posisi dolar AS dibandingkan enam mata uang utama) pada pukul 04:36 WIB melemah 0,36%.
Nilai tukar rupiah, pun bisa memanfaatkan situasi dan kembali mencatat apresiasi. Prospek penguatan lanjutn - pasca sepanjang perdagangan kemarin menguat - pun terbuka, ditambah dengan upaya BI yang menjaga daya tarik pasar keuangan domestik.
BI, kemarin sudah merelaksasi sejumalh instrumen di pasar keuangan dengan melonggarkan premi swap lingung nilai (hedging) yang lebih murah serta relaksasi swap yang bisa di hedging ke BI dari minimum US$ 10 juta mejnadi Rp US$ 2 juta.
Melalui relaksasi-relaksasi tersebut, BI optimistis para pengusaha bisa menukarkan dolar-nya tanpa mengkhawatirkan risiko nilai tukar. Lantas, apa yang menjadi keyakinan BI pengusaha bakal memanfaatkan fasilitas ini?
"Fundamental dong. Pertumbuhan kita masih bisa 5,2% dan inflasi rendah, defisit pemerintah rendah. Artinya, sebenarnya potensi investasi di Indonesia cukup besar," jelas Dody.
"Cuma memang mereka [pengusaha] butuh kepastian global. [...] Tapi instrumen sudah kita buka. Swap sangat membantu untuk meyakinkan investor yang pegang dolar mau menempatkan dananya," katanya.
Meredanya sentimen ekonomi global, dan upaya bank sentral menjaga daya tarik pasar keuangan, diharapkan bisa mengundang aliran modal masuk ke pasar keuangan domestik, dan membuat rupiah memiliki pijakan untuk menguat (roy/roy)
"Memang sekarang tergantung dengan global. Kalau global membantu, sangat membantu sekali," ungkap Dody.
Namun, Presiden Donald Trump kembali membuat ulah. Komentar Trump mengenai kebijakan The Fed mulai mengkhawatirkan psikologis pelaku pasar, bahwa pengusaha properti tersebut mulai mengobok-obok dan menyetir kebijakan moneter The Fed.
Nilai tukar rupiah, pun bisa memanfaatkan situasi dan kembali mencatat apresiasi. Prospek penguatan lanjutn - pasca sepanjang perdagangan kemarin menguat - pun terbuka, ditambah dengan upaya BI yang menjaga daya tarik pasar keuangan domestik.
BI, kemarin sudah merelaksasi sejumalh instrumen di pasar keuangan dengan melonggarkan premi swap lingung nilai (hedging) yang lebih murah serta relaksasi swap yang bisa di hedging ke BI dari minimum US$ 10 juta mejnadi Rp US$ 2 juta.
Melalui relaksasi-relaksasi tersebut, BI optimistis para pengusaha bisa menukarkan dolar-nya tanpa mengkhawatirkan risiko nilai tukar. Lantas, apa yang menjadi keyakinan BI pengusaha bakal memanfaatkan fasilitas ini?
"Fundamental dong. Pertumbuhan kita masih bisa 5,2% dan inflasi rendah, defisit pemerintah rendah. Artinya, sebenarnya potensi investasi di Indonesia cukup besar," jelas Dody.
"Cuma memang mereka [pengusaha] butuh kepastian global. [...] Tapi instrumen sudah kita buka. Swap sangat membantu untuk meyakinkan investor yang pegang dolar mau menempatkan dananya," katanya.
Meredanya sentimen ekonomi global, dan upaya bank sentral menjaga daya tarik pasar keuangan, diharapkan bisa mengundang aliran modal masuk ke pasar keuangan domestik, dan membuat rupiah memiliki pijakan untuk menguat (roy/roy)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular