Bisnis Seluler Loyo, Bikin Kinerja Telkom Tak Sesuai Harapan

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
20 August 2018 17:19
Total akumulasi jual bersih (net sell) investor asing hingga perdagangan sesi II berakhir mencapai Rp 136,56 miliar.
Foto: CNBC Indonesia/Tito Bosnia
Jakarta, CNBC Indonesia - Aksi jual investor asing pada saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) terus berlanjut hingga perdagangan berakhir hari ini. Total akumulasi jual bersih (net sell) investor asing hingga perdagangan sesi II berakhir mencapai Rp 136,56 miliar.

Kinerja keuangan Telkom yang kurang memuaskan dinilai menjadi pemicu akumulasi jual bersih investor asing tersebut. Selain itu, depresiasi rupiah menjadi salah satu pemicu asing melepas kepemilikan sahamnya di TLKM.

Pada saat rupiah melemah melawan dolar AS, berinvestasi dalam instrumen yang berbasis rupiah menjadi kurang menarik lantaran ada potensi rugi kurs yang harus ditanggung investoro.

Dari sisi kinerha mari kita lihat secara rinci yang menjadi pemicu aksi jual saham Telkom. Dimana pendapatan dari seluler tertekan ditengah upaya pemerintah menerapkan aturan registrasi kartu prabayar.

Sepanjang semester I-2018, perseroan mencatatkan penurunan laba bersih sepanjang semester I-2018 sebesar 28,13% menjadi Rp 8,69 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 12,10 triliun.

Kalau kuartal II-2018, perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp 2,96 triliun, sangat jauh dari rata-rata konsensus yang dihimpun oleh Reuters sebesar Rp 5,96 triliun atau anjlok 45,4% secara YoY.

Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan tipis yakni sebesar 0,54% saja menjadi Rp 64,36 triliun dari Rp 64,02 triliun pada akhir Juni 2017 lalu.

Jika dirinci lebih dalam, sepanjang semester I 2018 perseroan mencatatkan penurunan 18,89% pendapatan yang berasal dari segmen selular menjadi Rp 15,57 triliun. Sedangkan secara keseluruhan, jumlah pendapatan perseroan tercatat turun 18,22% YoY menjadi Rp 18,69 triliun.

Pendapatan telepon selular berasal dari pendapatan jasa pascabayar, yang terdiri dari pendapatan pemakaian dan biaya abonemen bulanan.

Pendapatan tersebut juga terdiri dari pendapatan pulsa dan pemakaian atas jasa nilai tambah diakui, berdasarkan penggunaan pelanggan. Ditambah dengan pendapatan biaya abonemen bulanan diakui, sebagai pendapatan pada saat pelanggan berlangganan.

Namun, pendapatan internet dan data seluler perseroan tercatat tumbuh 16,19% secara YoY menjadi Rp 20,19 triliun. Sehingga secara total, jumlah pendapatan data, internet dan jasa teknologi informatika naik 10,91% pada semester I tahun ini menjadi Rp 37,6 triliun.

Pendapatan dari seluler perseroan dibukukan melalui salah satu anak usahanya yang terbesar dengan kepemilikan 65% yaitu PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) mengalami penurunan. Tercatat, pada sepanjang semester I-2018, laba komprehensif periode berjalan perseroan turun 24,6% menjadi Rp 11,72 triliun.

Sedangkan pendapatan Telkomsel sepanjang semester I tahun ini juga turun 7,06% menjadi Rp 42,74 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu Telkomsel mencatatkan pendapatan senilai Rp 45,98 triliun.
(hps/hps) Next Article Saham Telkom Terus Digoyang, Asing Kembali Lepas Kepemilikan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular