
INTERNASIONAL
Trump Ingin Hapus Kewajiban Laporan Keuangan Kuartalan Emiten
Prima Wirayani, CNBC Indonesia
17 August 2018 19:36

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada hari Jumat (17/8/2018) mengusulkan untuk mengakhiri pelaporan keuangan secara kuartalan perusahaan tercatat di Wall Street yang telah berlangsung saat lama. Ia beralasan langkah itu akan mendorong bisnis dan pada akhirnya membantu penciptaan lapangan kerja.
Dalam sebuah cuitan di akun Twitter-nya hari Jumat pagi, Trump mengatakan ia telah berbicara kepada "para pelaku bisnis" untuk meminta saran mereka terkait pertumbuhan ekonomi dan mereka yakin kewajiban melaporkan kinerja keuangan adalah salah satu penghalang pertumbuhan.
"Dalam pembicaraan dengan beberapa pemimpin bisnis top dunia, saya bertanya apa yang dapat membuat dunia usaha di AS lebih baik. "Hentikan laporan kuartalan dan jadikan sistem enam bulanan," kata seseorang. Itu akan memberi lebih banyak fleksibilitas dan penghematan. Saya telah meminta SEC untuk mempelajarinya!" tulis Trump.
Ia merujuk pada Securities and Exchange Commission yang berwenang mengawasi pasar saham AS.
CNBC International telah mencoba mengontak SEC untuk meminta komentar namun pihak otoritas belum menjawab.
Isu bahwa kewajiban pelaporan merepotkan para eksekutif perusahaan-perusahaan tercatat bukanlah hal baru. Para CEO telah sering mengeluhkan proses di mana emiten berusaha memenuhi ekspektasi para analis Wall Street dan pasar yang bergerak berdasarkan laporan keuangan yang diumumkan itu.
Awal Juni lalu, miliuner dan investor kawakan, Warren Buffet, yang juga CEO Berkshire Hathaway serta CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon mengeluhkan sistem laporan kuartalan yang mewajibkan perusahaan memperkirakan laba mereka di masa depan.
"Laporan kuartalan, mereka adalah fungsi dari cuaca, harga komoditas, volume, harga pesaing. Dan sebagai CEO Anda tidak bisa mengontrolnya," kata Dimon dalam sebuah wawancara dengan CNBC International.
"Kadang Anda merasa bagai terombang-ambing di tengah samudera, tapi tetaplah lakukan hal yang benar dan Anda akan baik-baik saja untuk waktu yang lama," tambahnya.
Dimon mengatakan para CEO harus merasa bebas untuk mengabaikan pemberian proyeksi kuartalan jika mereka merasa hal itu mengganggu rencana bisnis.
Buffett juga mengatakan sistem itu bisa membuat perusahaan-perusahaan mencurangi kepentingan jangka panjang mereka dengan mencoba memenuhi target-target jangka pendek.
"Ketika hidup perusahaan sudah menjadi hanya menyusun angka-angka, mereka akan melakukan banyak hal yang sebenarnya berlawanan dengan kepentingan jangka panjang bisnis mereka," kata Buffett dalam wawancara yang sama.
(prm) Next Article Bila Terwujud, AS Bukan yang Pertama Hapus Laporan Kuartalan
Dalam sebuah cuitan di akun Twitter-nya hari Jumat pagi, Trump mengatakan ia telah berbicara kepada "para pelaku bisnis" untuk meminta saran mereka terkait pertumbuhan ekonomi dan mereka yakin kewajiban melaporkan kinerja keuangan adalah salah satu penghalang pertumbuhan.
"Dalam pembicaraan dengan beberapa pemimpin bisnis top dunia, saya bertanya apa yang dapat membuat dunia usaha di AS lebih baik. "Hentikan laporan kuartalan dan jadikan sistem enam bulanan," kata seseorang. Itu akan memberi lebih banyak fleksibilitas dan penghematan. Saya telah meminta SEC untuk mempelajarinya!" tulis Trump.
CNBC International telah mencoba mengontak SEC untuk meminta komentar namun pihak otoritas belum menjawab.
Isu bahwa kewajiban pelaporan merepotkan para eksekutif perusahaan-perusahaan tercatat bukanlah hal baru. Para CEO telah sering mengeluhkan proses di mana emiten berusaha memenuhi ekspektasi para analis Wall Street dan pasar yang bergerak berdasarkan laporan keuangan yang diumumkan itu.
Awal Juni lalu, miliuner dan investor kawakan, Warren Buffet, yang juga CEO Berkshire Hathaway serta CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon mengeluhkan sistem laporan kuartalan yang mewajibkan perusahaan memperkirakan laba mereka di masa depan.
"Laporan kuartalan, mereka adalah fungsi dari cuaca, harga komoditas, volume, harga pesaing. Dan sebagai CEO Anda tidak bisa mengontrolnya," kata Dimon dalam sebuah wawancara dengan CNBC International.
"Kadang Anda merasa bagai terombang-ambing di tengah samudera, tapi tetaplah lakukan hal yang benar dan Anda akan baik-baik saja untuk waktu yang lama," tambahnya.
Dimon mengatakan para CEO harus merasa bebas untuk mengabaikan pemberian proyeksi kuartalan jika mereka merasa hal itu mengganggu rencana bisnis.
Buffett juga mengatakan sistem itu bisa membuat perusahaan-perusahaan mencurangi kepentingan jangka panjang mereka dengan mencoba memenuhi target-target jangka pendek.
"Ketika hidup perusahaan sudah menjadi hanya menyusun angka-angka, mereka akan melakukan banyak hal yang sebenarnya berlawanan dengan kepentingan jangka panjang bisnis mereka," kata Buffett dalam wawancara yang sama.
(prm) Next Article Bila Terwujud, AS Bukan yang Pertama Hapus Laporan Kuartalan
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular