
Alasan Dolar Dipatok Rp 14.400 dalam RAPBN 2019
Rivi Satrianegara, CNBC Indonesia
16 August 2018 17:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah dipatok Rp 14.400/US$ dalam RAPBN 2019. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kenapa dolar AS dipatok cukup tinggi pada tahun 2019 ketimbang 2018.
"Melihat situasi yang berkembang selama satu kuartal terakhir dan kuartal ke depan, ini karena policy AS yang akan buat negara berkembang melemah," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers RAPBN 2019, Kamis (16/8/2018).
Menurutnya, kebijakan perdagangan AS akan membuat negara tersebut semakin kuat. Sehingga, sambung Sri Mulyani akan menimbulkan juga pergeseran kebijakan moneter.
"Kita menghadapi situasi perubahan eksternal, dan kita harus kelola APBN dengan hati-hati. Tahun depan kalaupun ada kenaikan bunga acuan AS kita tetap prediksi ekonomi tumbuh di kisaran 5,3%," papar Sri Mulyani.
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar tahun 2019, sebagaimana dikutip dalam bahan presentasi Kementerian Keuangan.
• Perbaikan ekonomi AS // Normalisasi Kebijakan Moneter AS
• Fiskal Ekspansif AS // Peningkatan Defisit // Kenaikan yield US T Bills, Kebijakan perdagangan proteksionis
• Kenaikan harga minyak dunia, permasalahan geopolitik
Sementara faktor positif yang akan menahan pelemahan nilai tukar rupiah :
• Fundamental ekonomi Indonesia yang kuat (inflasi yang terkendali, defisist fiskal yang sehat, serta peningkatan peringkat utang dan EODB)
• Kebijakan stabilisasi nilai Rupiah secara terukur sesuai dengan fundamental ekonomi oleh Bank Indonesia didukung cadangan devisa yang cukup
• Penguatan koordinasi kebijakan terus berlangsung dalam rangka memperbaiki stabilitas makroekonomi, termasuk koordinasi penyediaan pasokan dan kebutuhan valuta asing di antara BUMN
• Masih berlangsungnya quantitative easing serta rendahnya suku bunga di Eropa dan Jepang mengimbangi potensi capital outflows lanjutan
• Pelemahan nilai tukar rupiah berpotensi mendorong kinerja ekspor
(dru/dru) Next Article Apakah RI Telah Terapkan Manajemen Protokol Krisis Saat Ini?
"Melihat situasi yang berkembang selama satu kuartal terakhir dan kuartal ke depan, ini karena policy AS yang akan buat negara berkembang melemah," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers RAPBN 2019, Kamis (16/8/2018).
Menurutnya, kebijakan perdagangan AS akan membuat negara tersebut semakin kuat. Sehingga, sambung Sri Mulyani akan menimbulkan juga pergeseran kebijakan moneter.
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar tahun 2019, sebagaimana dikutip dalam bahan presentasi Kementerian Keuangan.
• Perbaikan ekonomi AS // Normalisasi Kebijakan Moneter AS
• Fiskal Ekspansif AS // Peningkatan Defisit // Kenaikan yield US T Bills, Kebijakan perdagangan proteksionis
• Kenaikan harga minyak dunia, permasalahan geopolitik
Sementara faktor positif yang akan menahan pelemahan nilai tukar rupiah :
• Fundamental ekonomi Indonesia yang kuat (inflasi yang terkendali, defisist fiskal yang sehat, serta peningkatan peringkat utang dan EODB)
• Kebijakan stabilisasi nilai Rupiah secara terukur sesuai dengan fundamental ekonomi oleh Bank Indonesia didukung cadangan devisa yang cukup
• Penguatan koordinasi kebijakan terus berlangsung dalam rangka memperbaiki stabilitas makroekonomi, termasuk koordinasi penyediaan pasokan dan kebutuhan valuta asing di antara BUMN
• Masih berlangsungnya quantitative easing serta rendahnya suku bunga di Eropa dan Jepang mengimbangi potensi capital outflows lanjutan
• Pelemahan nilai tukar rupiah berpotensi mendorong kinerja ekspor
(dru/dru) Next Article Apakah RI Telah Terapkan Manajemen Protokol Krisis Saat Ini?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular