Apakah RI Telah Terapkan Manajemen Protokol Krisis Saat Ini?

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
28 May 2018 10:52
Sri Mulyani menegaskan, Indonesia masih jauh dari krisis ekonomi.
Foto: Chandra Gian Asmara
Jakarta, CNBC Indonesia - Terus melambungnya imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) hingga 7,24% (Yield SBN 10 Tahun) dan melemahnya nilai tukar rupiah membuat banyak kalangan dan masyarakat bertanya-tanya, apa yang telah terjadi dalam ekonomi Indonesia. Apakah Indonesia memasuki lampu kuning krisis ekonomi?

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menegaskan beberapa langkah manajemen protokol krisis (crisis management protocol/cmp) di mana terdapat Bond Stabilization Framework (BSF) ternyata belum dilakukan. Hal ini menunjukkan Indonesia masih jauh dari krisis ekonomi.

"Aktivitas buyback dalam hal ini kita melakukan BSF. Itu dilakukan apabila dalam kondisi status krisis manajemen protokol sudah meningkat dari normal menjadi waspada atau eskalasi tinggi. Saat ini kami merasa krisis protokol masih normal," tutur Sri Mulyani di Gedung Kemenkeu usai Rapat KSSK, Senin (28/5/2018).

"Seluruh komponen KSSK akan terus meningkatkan kewaspadaan monitor perkembangan yang sudah ada, Dan tidak segan-segan lakukan tindakan apabila ada ancaman stabilitas," imbuh Mantan Petinggi World Bank ini.

Sri Mulyani menerangkan, terus melakukan koordinasi dengan BI terkait langkah-langkah untuk menstabilkan pasar SBN. Ia juga menerangkan saat ini pemerintah tetap fokus menjaga stabilitas.

"Walaupun akan menekan pertumbuhan ekonomi. Pak Perry [Gubernur BI] katakan 5,2% dan kami sudah kalkulasi," tutup Sri Mulyani.

(wed) Next Article Badai Impor Sebabkan Defisit Neraca, Ini Kata Sri Mulyani

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular