
Pemerintah Sudah Dapat Komitmen Utangan Lagi US$ 2,9 M
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
14 August 2018 20:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperbesar penarikan pinjaman program sebagai salah satu strategi pembiayaan defisit anggaran
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan, keputusan ini dilakukan mengingat kondisi dinamika ekonomi global masih penuh dengan ketidakpastian.
"Di semester II ini masih ada ketidakpastian. Untuk itu, kami menyesuaikan strateginya. Kami menambah porsi pinjaman," kata Luky di sela-sela konferensi pers APBN KiTa, Selasa (14/8/2018).
"Kami sudah ada komitmen US$ 2,9 miliar yang bisa kami cairkan tahun ini dan tahun depan," jelas Luky menambahkan.
Luky menjelaskan, dinamika ekonomi global pada semester kedua tahun ini masih penuh dengan ketidakpastian. Meski demikian, hal tersebut sejatinya belum memengaruhi pembiayaan pemerintah.
Misalnya, dari hasil lelang rutin obligasi negara pada hari ini, yang berhasil menyerap sekitar Rp 16,5 triliun dari target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp 10 - Rp 20 triliun.
Selain itu, pemerintah pun mengaku mendapatkan penawaran private placement untuk membiaya defisit anggaran pada tahun ini. Hal itu, tentu kabar baik bagi pembiayaan defisit anggaran.
"Kami juga mendapatkan penawaran private placement yang cukup membantu," jelasnya.
Meski demkian, pemerintah telah menyiapkan berbagai skenario dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Selain memperbesar pinjaman, rencana untuk kembali menerbitkan global bond pun dimungkinkan.
(dru) Next Article Pemerintah Tambah Utang Bilateral US$ 2,5 Miliar Tahun Ini
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan, keputusan ini dilakukan mengingat kondisi dinamika ekonomi global masih penuh dengan ketidakpastian.
"Di semester II ini masih ada ketidakpastian. Untuk itu, kami menyesuaikan strateginya. Kami menambah porsi pinjaman," kata Luky di sela-sela konferensi pers APBN KiTa, Selasa (14/8/2018).
Luky menjelaskan, dinamika ekonomi global pada semester kedua tahun ini masih penuh dengan ketidakpastian. Meski demikian, hal tersebut sejatinya belum memengaruhi pembiayaan pemerintah.
Misalnya, dari hasil lelang rutin obligasi negara pada hari ini, yang berhasil menyerap sekitar Rp 16,5 triliun dari target indikatif yang ditetapkan sebesar Rp 10 - Rp 20 triliun.
Selain itu, pemerintah pun mengaku mendapatkan penawaran private placement untuk membiaya defisit anggaran pada tahun ini. Hal itu, tentu kabar baik bagi pembiayaan defisit anggaran.
"Kami juga mendapatkan penawaran private placement yang cukup membantu," jelasnya.
Meski demkian, pemerintah telah menyiapkan berbagai skenario dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Selain memperbesar pinjaman, rencana untuk kembali menerbitkan global bond pun dimungkinkan.
(dru) Next Article Pemerintah Tambah Utang Bilateral US$ 2,5 Miliar Tahun Ini
Most Popular