
Rasio Utang RI 2022 Diramal Tembus 43% PDB, Aman Nggak Nih?

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan memperkirakan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) pada tahun depan masih tinggi yaitu 43,1%. Sementara tahun ini diperkirakan 41,4%.
"Proyeksi di 2022 masih di kisaran 43,1% terhadap PDB tapi tentunya kita harapkan bisa turun dibandingkan tahun 2021," kata Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan DJPPR Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Riko Amir dalam media briefing, Senin (13/12/2021).
Tentunya rasio utang tersebut masih terbilang aman. Bahkan menurut Riko, sesuai perkembangan terkini ada kemungkinan rasio utang terhadap PDB 2021 lebih rendah dari perkiraan.
"Rasio utang terhadap PDB, kita harapkan untuk tahun 2021 ini kalau tertera (di APBN 2021) 41,4%, diharapkan dapat turun karena utang turun," jelasnya.
Adapun pengurangan utang di tahun ini tercermin dari pembatalan beberapa lelang SBN dari rencana awal. Pembatalan lelang SBN bahkan mencapai lebih dari Rp 300 triliun.
Sehingga, penarikan utang melalui SBN yang awalnya ditetapkan Rp 1.207 triliun dan turun menjadi hanya Rp 878 triliun di outlook 2021. Ini tak lepas dari strategi pembiayaan yang dilakukan pemerintah termasuk kerjasama dengan BI serta mengoptimalkan dana yang ada.
"Kondisi penerbitan SBN 2021 lebih rendah dari 2020. Kalau diamati, dengan strategi pengolahan utang pemerintah terbukti efektif turunkan yield. Juga didukung oleh optimalisasi Silpa, perbaikan harga komoditas, perbaikan penerimaan sehingga yield diturunkan rata-rata 6,77% turun jadi 6,09%," kata dia.
Dengan demikian, maka defisit anggaran pun ikut mengecil dari yang awalnya ditetapkan sebesar Rp 1.006,4 triliun atau 5,7% terhadap PDB, diproyeksi mengecil menjadi Rp 863,7 triliun atau 5,13% terhadap PDB.
"Ke depan kita harapkan rasio terus turun. Tahun 2022, rasio utang bisa sama dengan tahun ini yang turun," pungkasnya.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow! SBN Pemerintahan Jokowi Paling Banyak Dipegang BI & Bank