Sentuh Rekor Terendah 1,5 Tahun, Harga Emas Mulai Naik 0,2%

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
14 August 2018 13:11
Harga emas COMEX kontrak pengiriman Desember 2018 bergerak menguat sebesar 0,22% ke US$1.201,6/troy ounce
Foto: REUTERS/Neil Hall
Jakarta, CNBC IndonesiaHarga emas COMEX kontrak pengiriman Desember 2018 bergerak menguat sebesar 0,22% ke US$1.201,6/troy ounce, pada perdagangan hari ini Selasa (14/08/2018) hingga pukul 12.50 WIB hari ini.

Dengan pergerakan itu, harga emas mampu rebound pasca anjlok 1,65% ke level US$1198,9/troy ounce pada perdagangan kemarin, atau menyentuh titik terendahnya dalam 18 bulan terakhir. Kemarin, harga sang logam mulia  dihajar oleh dolar Amerika Serikat (AS) yang sempat menguat hingga menyentuh titik tertingginya dalam 13 bulan terakhir.



Pada perdagangan hari Senin (13/08/2018), perdagangan diwarnai oleh kekhawatiran terhadap kondisi di Turki. Akhir pekan lalu, nilai tukar lira terdepresiasi hingga 16% di pasar spot melawan dolar AS. Kejatuhan lira terjadi pasca Presiden AS Donald Trump menyetujui pengenaan bea masuk bagi impor baja asal Turki sebesar 50%. Aluminium juga kena bea masuk 20%.

Kebijakan Trump ini merupakan balasan terhadap langkah Turki yang menahan seorang Pastur asal AS, Andrew Brunson. Pemerintah Turki menuding Brunson sebagai salah satu pendukung upaya kudeta pada 2016. Brunson menolak tuduhan tersebut, tetapi nasibnya masih terkatung-katung.

Ketika lira terus melemah, dikhawatirkan utang luar negeri perusahaan-perusahaan di Turki membengkak. Dalam satu titik, potensi gagal bayar (default) massal pun tidak bisa diabaikan. Jika default itu terjadi, maka dampaknya bisa meluas. Sebab, perusahaan-perusahaan asal Turki banyak meminjam uang di bank luar negeri. 

Oleh karena itu, pasar mencemaskan akan terjadi efek penularan (contagion effect) terhadap sistem keuangan global. Risiko ini yang kemudian membuat investor memasang mode risk-off, ogah mengambil risiko. Investor pun berbondong-bondong mengalihkan asetnya ke instrumen safe haven, seperti Jepang Yen dan Swiss Franc.

Namun dalam kadar tertentu, dolar AS pun bisa berlaku sebagai safe haven karena dinilai aman dan juga menjanjikan imbal hasil tinggi akibat potensi kenaikan suku bunga acuan. The Federal Reserve/The Fed diperkirakan lebih agresif dengan menaikkan suku bunga acuan empat kali sepanjang 2018, lebih banyak dibandingkan perkiraan awal yaitu tiga kali.

Alhasil, dolar AS pun menjadi buruan investor kemarin, dan melambungkan harga mata uang tersebut. Seperti diketahui, aset berdenominasi dolar AS seperti emas akan sensitif terhadap pergerakan mata uang tersebut. Terapresiasinya dolar AS akan membuat emas relatif lebih mahal untuk pemegang mata uang asing selain greenback. Hal ini lantas mampu menekan permintaan sang logam mulia.

Meski demikian, setelah berlari kencang sejak akhir pekan lalu, dolar AS menghela nafas untuk sejenak. Dollar Index, yang mencerminkan posisi greenback terhadap 6 mata uang utama dunia, melemah 0,04% hingga pukul 12.47 WIB hari ini.

Keuntungan berinvestasi di dolar AS memang sudah menggiurkan. Dalam sepekan terakhir, Dollar Index sudah menguat 1,2%. Selama sebulan ke belakang, penguatannya adalah 1,69% dan sejak awal tahun mencapai 4,59%. Tidak heran kalau sebagian investor mulai mencairkan keuntungan. 

Kemudian meski masih ada, tetapi kekhawatiran investor terhadap situasi di Turki tampaknya sedikit mereda. Lira Turki memang masih terdepresiasi, tetapi sudah jauh membaik dibandingkan sebelumnya. Pada pukul 12:58 WIB, lira melemah 0,68% terhadap dolar AS. Lebih baik dibandingkan pelemahan kemarin yaitu 6,73% dan akhir pekan lalu yang mencapai 15,97%.

Kemarin, Bank Sentral Turki berusaha menenangkan investor global dengan menyatakan bahwa mereka akan menyediakan sebanyak mungkin likuiditas bagi bank-bank dalam negeri. Selain itu, bank sentral juga siap sedia dalam memantau perkembangan dari krisis ekonomi di Negeri Kebab. Pernyataan Bank Sentral Turki sedikit melegakan pelaku pasar sehingga lira mampu menipiskan pelemahannya. 

(RHG/gus) Next Article Pasar Komoditas Volatil, Harga Emas Berpotensi Naik 0,6%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular