
Lha, Bos Pajak pun Bingung Pengusaha Minta Apa Lagi
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
14 August 2018 12:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mengaku tak habis pikir mengenai kebijakan bebas pajak deposito dana hasil ekspor yang selama ini terbilang tak cukup dimanfaatkan oleh sebagian pengusaha.
Direktur Jenderal Pajak Robert Pakpahan mengaku akan mengecek langsung apa yang menjadi kendala dalam implementasi kebijakan yang sejatinya sudah ada dalam paket kebijakan ekonomi jilid II itu.
"Kami akan cek ke lapangan, apakah perbankan menawarkan atau tidak. Karena perbankan yang harusnya disosialisasikan. Karena kalau ada eksportir yang mau, bisa menggunakan," kata Robert, Selasa (14/8/2018).
Robert menegaskan, rangkaian insentif pajak yang diberikan pemerintah dalam kebijakan tersebut sudah cukup menarik. Pemerintah sampai kebingungan, apa lagi insentif yang bisa menarik dana hasil ekspor para pengusaha.
"Itu sudah menarik sekali. Mau apalagi? Mau dikasih uang. Susah menariknya. Cuma kalau [DHE] tidak mau ke sini, mau gimana lagi," jelasnya.
Seperti diketahui, kebijakan bebas pajak deposito DHE merupakan salah satu bagian kebijakan yang terangkum dalam paket kebijakan ekonomi jilid II, yang diluncurkan pada 2015 lalu.
Adapun besaran insentif akan bergantung pada jenis mata uang dan jangka waktu dana tersebut disimpan. Jika dalam bentuk dolar AS, maka pengusaha bisa mendapatkan pengurangan pajak deposito atas dana tersebut.
Jika DHE tersimpan selama 1 bulan, pengusaha bakal mendapatkan pengurangan pajak dari 20% menjadi 10%. Jika 3 bulan dan 6 bulan, maka pajak yang dikenakan masing-masing adalah 7,5% dan 2,5%.
Bahkan, melalui kebijakan tersebut, pemerintah membebaskan pajak bagi DHE yang disimpan dalam jangka waktu 1 tahun atau lebih. Potongan ini, jika DHE yang disimpan dalam bentuk dolar AS.
Bagaimana dengan rupiah? Untuk DHE yang disimpan 1 bulan hanya dikenakan 7,5%, 3 bulan sebesar 5%, dan 6 bulan atau lebih bunga atas depositonya dibebaskan alias tidak dipotong pajak sama sekali.
Kepala Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara mengaku implementasi kebijakan tersebut masih jauh dari kata memuaskan. Maka dari itu, pemerintah akan mengkaji ulang penerapan kebijakan tersebut.
(dru) Next Article Pengumuman, Tahun Ini Tax Refund Bisa Turun Jadi Rp 1 Juta
Direktur Jenderal Pajak Robert Pakpahan mengaku akan mengecek langsung apa yang menjadi kendala dalam implementasi kebijakan yang sejatinya sudah ada dalam paket kebijakan ekonomi jilid II itu.
"Kami akan cek ke lapangan, apakah perbankan menawarkan atau tidak. Karena perbankan yang harusnya disosialisasikan. Karena kalau ada eksportir yang mau, bisa menggunakan," kata Robert, Selasa (14/8/2018).
"Itu sudah menarik sekali. Mau apalagi? Mau dikasih uang. Susah menariknya. Cuma kalau [DHE] tidak mau ke sini, mau gimana lagi," jelasnya.
Seperti diketahui, kebijakan bebas pajak deposito DHE merupakan salah satu bagian kebijakan yang terangkum dalam paket kebijakan ekonomi jilid II, yang diluncurkan pada 2015 lalu.
Adapun besaran insentif akan bergantung pada jenis mata uang dan jangka waktu dana tersebut disimpan. Jika dalam bentuk dolar AS, maka pengusaha bisa mendapatkan pengurangan pajak deposito atas dana tersebut.
Jika DHE tersimpan selama 1 bulan, pengusaha bakal mendapatkan pengurangan pajak dari 20% menjadi 10%. Jika 3 bulan dan 6 bulan, maka pajak yang dikenakan masing-masing adalah 7,5% dan 2,5%.
Bahkan, melalui kebijakan tersebut, pemerintah membebaskan pajak bagi DHE yang disimpan dalam jangka waktu 1 tahun atau lebih. Potongan ini, jika DHE yang disimpan dalam bentuk dolar AS.
Bagaimana dengan rupiah? Untuk DHE yang disimpan 1 bulan hanya dikenakan 7,5%, 3 bulan sebesar 5%, dan 6 bulan atau lebih bunga atas depositonya dibebaskan alias tidak dipotong pajak sama sekali.
Kepala Kebijakan Fiskal Suahasil Nazara mengaku implementasi kebijakan tersebut masih jauh dari kata memuaskan. Maka dari itu, pemerintah akan mengkaji ulang penerapan kebijakan tersebut.
(dru) Next Article Pengumuman, Tahun Ini Tax Refund Bisa Turun Jadi Rp 1 Juta
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular