
Keluar dari Index MSCI, Harga Saham Bukit Asam Nyungsep 10%
Tito Bosnia, CNBC Indonesia
14 August 2018 09:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengalami penurunan terdalam dari jajaran saham yang aktif ditransaksikan pagi ini.
Harga saham PTBA sempat anjlok 10,72% ke level harga Rp 4.330 pada pukul 9.18 WIB. Dengan jumlah volume transaksi sebanyak 63,74 juta dan nilai transaksi senilai Rp 274,85 miliar.
Anjloknya harga saham perseroan melanjutkan reli penurunan terbesar pada IHSG di penutupan perdagangan kemarin Senin (13/8/18). Setelah IHSG anjlok 3,55%, sektor industri pertambangan memberikan kontribusi terbesar dengan penurunan 4,98%.
Saham PTBA dikeluarkan dari daftar indeks MSCI untuk yang berkapitalisasi kecil. Namun ada harapan akan masuk dalam indeks utama MSCI, yang mungkin akan di review dalam beberapa hari ini.
Selain itu, senitmen lainnya adalah penurunan harga batu bara selama sepekan terakhir sebesar 0,7%. Pelemahan ini didorong oleh ekspektasi permintaan China yang mulai berkurang akibat mulai berlalunya cuaca panas ekstrim di negara tersebut.
Selain itu, pelemahan Yuan China juga mendorong penurunan harga batu bara. Mata uang Negeri TIrai Bambu telah menurun nyaris 3% terhadap dolar AS di sepanjang bulan Juli 2018, seiring munculnya kekhawatiran terkait eskalasi perang dagang dengan Negeri Paman Sam yang merupakan pembeli utama dari produk-produk China.
Namun, saat ini harga batu bara ICE Newcastle kontrak acuan ditutup menguat sebesar 0,72% ke angka US$117,5/metrik ton (MT) pada perdagangan Senin (13/08/2018). Penguatan tersebut didorong oleh menurunnya cadangan batu bara di China, serta permintaan yang masih kuat di negara konsumen batu bara lainnya.
(hps/hps) Next Article Perang Dagang & DMO, Picu Harga Saham & Batu Bara Tak Sejalan
Harga saham PTBA sempat anjlok 10,72% ke level harga Rp 4.330 pada pukul 9.18 WIB. Dengan jumlah volume transaksi sebanyak 63,74 juta dan nilai transaksi senilai Rp 274,85 miliar.
Anjloknya harga saham perseroan melanjutkan reli penurunan terbesar pada IHSG di penutupan perdagangan kemarin Senin (13/8/18). Setelah IHSG anjlok 3,55%, sektor industri pertambangan memberikan kontribusi terbesar dengan penurunan 4,98%.
Selain itu, senitmen lainnya adalah penurunan harga batu bara selama sepekan terakhir sebesar 0,7%. Pelemahan ini didorong oleh ekspektasi permintaan China yang mulai berkurang akibat mulai berlalunya cuaca panas ekstrim di negara tersebut.
Selain itu, pelemahan Yuan China juga mendorong penurunan harga batu bara. Mata uang Negeri TIrai Bambu telah menurun nyaris 3% terhadap dolar AS di sepanjang bulan Juli 2018, seiring munculnya kekhawatiran terkait eskalasi perang dagang dengan Negeri Paman Sam yang merupakan pembeli utama dari produk-produk China.
Namun, saat ini harga batu bara ICE Newcastle kontrak acuan ditutup menguat sebesar 0,72% ke angka US$117,5/metrik ton (MT) pada perdagangan Senin (13/08/2018). Penguatan tersebut didorong oleh menurunnya cadangan batu bara di China, serta permintaan yang masih kuat di negara konsumen batu bara lainnya.
(hps/hps) Next Article Perang Dagang & DMO, Picu Harga Saham & Batu Bara Tak Sejalan
Most Popular