Internasional
JPMorgan: Turki dalam Badai Ekonomi yang Sempurna
Roy Franedya, CNBC Indonesia
13 August 2018 15:23

Turki bukan satu-satunya ekonomi dengan defisit "kembar" dan tingginya jumlah utang mata uang asing. Indonesia, misalnya, juga menjalankan defisit neraca fiskal dan berjalan lancar dan pinjaman mata uang asingnya sekitar 30% dari PDB.
Tetapi tidak seperti Indonesia, Turki tidak memiliki cadangan devisa cukup besar untuk menyelamatkan ekonomi ketika ada yang salah, kata Richard Briggs, seorang analis dari firma riset CreditSights.
Menurut Briggs, cadangan devisa Turki sangat rendah dibandingkan dengan utang jangka pendek yang sudah mencapai US$181 miliar. Selain itu, banyak mata uang asing di Turki dipegang oleh bank, dan dana tersebut dapat ditarik oleh nasabah, tambahnya.
Itu berarti ketika lira jatuh, Turki tidak dapat mencegah keluarnya dana dari perbankan. Jika situasi itu memburuk, negara harus mencari cara lain untuk membiayai utangnya, termasuk kemungkinan mendapatkan dana talangan dari Dana Moneter Internasional (IMF).
Salah urus ekonomi
Bagi banyak analis, Turki tidak akan mengalami kesulitan saat ini jika bank sentralnya dibiarkan melakukan pekerjaannya.
Ekonomi Turki telah "overheating" dengan inflasi - mencapai 16% pada Juli - jauh melebihi target bank sentral sebesar 5%. Menaikkan suku bunga bisa membantu membendung kenaikan besar-besaran harga barang konsumen: Tingkat imbal hasil yang lebih tinggi cenderung menarik bagi investor asing dan mempertahankan dana dalam negeri.
Namun Erdogan mengatakan dia mendukung suku bunga yang lebih rendah untuk terus mendorong pertumbuhan. Pernyataan ini merusak kepercayaan investor, kata para ahli.
"Presiden Erdogan terus memprioritaskan pertumbuhan dan menurunkan suku bunga yang akan memperpanjang krisis, daripada menyeimbangkan ekonomi," tulis Briggs. (prm)
Tetapi tidak seperti Indonesia, Turki tidak memiliki cadangan devisa cukup besar untuk menyelamatkan ekonomi ketika ada yang salah, kata Richard Briggs, seorang analis dari firma riset CreditSights.
Menurut Briggs, cadangan devisa Turki sangat rendah dibandingkan dengan utang jangka pendek yang sudah mencapai US$181 miliar. Selain itu, banyak mata uang asing di Turki dipegang oleh bank, dan dana tersebut dapat ditarik oleh nasabah, tambahnya.
Salah urus ekonomi
Bagi banyak analis, Turki tidak akan mengalami kesulitan saat ini jika bank sentralnya dibiarkan melakukan pekerjaannya.
Ekonomi Turki telah "overheating" dengan inflasi - mencapai 16% pada Juli - jauh melebihi target bank sentral sebesar 5%. Menaikkan suku bunga bisa membantu membendung kenaikan besar-besaran harga barang konsumen: Tingkat imbal hasil yang lebih tinggi cenderung menarik bagi investor asing dan mempertahankan dana dalam negeri.
Namun Erdogan mengatakan dia mendukung suku bunga yang lebih rendah untuk terus mendorong pertumbuhan. Pernyataan ini merusak kepercayaan investor, kata para ahli.
"Presiden Erdogan terus memprioritaskan pertumbuhan dan menurunkan suku bunga yang akan memperpanjang krisis, daripada menyeimbangkan ekonomi," tulis Briggs. (prm)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular