Fundamental Berbeda dengan Turki, RI Jauh dari Krisis

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
13 August 2018 12:42
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah.
Foto: REUTERS/Murad Sezer/Illustration/File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah. Pagi ini rupiah bahkan tembus Rp 14.605/US$ atau melemah 0,93%. Ini juga menjadi titik terendahnya sejak September 2015.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan nilai tukar rupiah yang melemah salah satunya disebabkan oleh krisis yang terjadi di Turki. Di mana krisis Turki berdampak ke negara emerging market yang salah satunya adalah Indonesia.

Namun, dia meyakini Indonesia tidak akan krisis seperti Turki saat ini. Pasalnya kondisi fundamental Indonesia berbeda dengan Turki.

"Fundamental Turki dan Indonesia beda. Inflasinya mereka lebih dari 20%-an, mata uangnya juga melemah lebih dari 40%," kata David kepada CNBC Indonesia, Jakarta, Senin (13/8/2018).

"Jadi kelihatannya memang lemah fundamentalnya. Kita inflasi rendah 3%, defisit transaksi berjalan juga kemungkinan di bawah 3%, jadi enggak bisa disamakan."

Selain itu, dampak dari krisis Turki ini tidak akan berlangsung lama kepada Indonesia. Pasalnya, Turki bukan mitra dagang utama bagi dalam negeri.

"Lagian kita enggak ada hubungan dagang terlalu kuat dengan Turki, tudak seperti Eropa yang banyak memberi pinjaman ke Turki makanya mata uang Eropa melemah."


(dru) Next Article Peringkat Utang Negara Turki: 'Junk'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular