
Analisis Teknikal
Terperosok Dalam di Sesi I, IHSG Masih di Zona Merah Sesi II
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
13 August 2018 12:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup sesi I awal pekan Senin (13/8/2018) dengan pelemahan 200 poin atau -3,29% pada level 5.877. Pada sesi II, tekanan kami perkirakan akan sedikit mereda meski masih mempersulit IHSG bangkit dari zona negatif.
Pelemahan IHSG dipengaruhi sentimen kuat dari dalam negeri dan global. Sentimen paling kuat saat ini berasal dari rilis data transaksi berjalan (current account) oleh Bank Indonesia (BI). BI mengumumkan data kuartal II-2018 membengkak menjadi US$ 8 miliar atau 3% dari PDB.
Adapun sentimen global yang paling membuat investor merasa was-was adalah depresiasi mata uang Turki, lira, yang anjlok 8% pada Senin (13/8/2018). Investor khawatir krisis ekonomi Turki bisa meluas ke perekonomiam global.
Pagi tadi, IHSG dibuka dengan pelemahan cukup dalam yakni 48 poin (0,78%) pada level 6.029. Semua sektor pada sesi I ini melemah dipimpin oleh sektor keuangan yang turun 4,04%. Sektor keuangan paling menggerakan IHSG karena nilai kapitalisasinya yang terbesar.
Setelah dibuka dengan penurunan (gap down), IHSG kemudian semakin terperosok ke dalam zona negatif, dan mencapai level terendahnya sesi I pada pukul 11:51 WIB di 5.875 (-3,32%).
Dikutip dari data RTI, nilai transaksi bursa sesi I ini mencapai Rp 4,09 triliun atau naik dibandingkan perdagangan kemarin sebesar Rp 3,2 triliun pada sesi yang sama. Investor asing masih mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 505,96 miliar di pasar reguler.
Lalu, bagaimana dengan pergerakan IHSG sesi dua? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal sebagai berikut:
Pada perdagangan setengah hari ini, penjual (seller) sangat dominan menguasai pasar. Akhirnya IHSG melemah dengan bentuk grafik berpola lilin hitam panjang (long black candle) yang bersifat bearish kuat.
IHSG masih bergerak di bawah garis rerata pergerakan harga (moving average/MA) selama 5, 10 dan 20 hari (MA 5, MA 10 dan Ma 20) yang mengindikasikan IHSG sedang tertekan dalam jangka pendeknya dan berpotensi merembet hingga jangka menengah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Reli Sektor Konsumer Berakhir, IHSG Cenderung Turun Sesi II
Pelemahan IHSG dipengaruhi sentimen kuat dari dalam negeri dan global. Sentimen paling kuat saat ini berasal dari rilis data transaksi berjalan (current account) oleh Bank Indonesia (BI). BI mengumumkan data kuartal II-2018 membengkak menjadi US$ 8 miliar atau 3% dari PDB.
Adapun sentimen global yang paling membuat investor merasa was-was adalah depresiasi mata uang Turki, lira, yang anjlok 8% pada Senin (13/8/2018). Investor khawatir krisis ekonomi Turki bisa meluas ke perekonomiam global.
Setelah dibuka dengan penurunan (gap down), IHSG kemudian semakin terperosok ke dalam zona negatif, dan mencapai level terendahnya sesi I pada pukul 11:51 WIB di 5.875 (-3,32%).
Dikutip dari data RTI, nilai transaksi bursa sesi I ini mencapai Rp 4,09 triliun atau naik dibandingkan perdagangan kemarin sebesar Rp 3,2 triliun pada sesi yang sama. Investor asing masih mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 505,96 miliar di pasar reguler.
Lalu, bagaimana dengan pergerakan IHSG sesi dua? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal sebagai berikut:
![]() |
IHSG masih bergerak di bawah garis rerata pergerakan harga (moving average/MA) selama 5, 10 dan 20 hari (MA 5, MA 10 dan Ma 20) yang mengindikasikan IHSG sedang tertekan dalam jangka pendeknya dan berpotensi merembet hingga jangka menengah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Reli Sektor Konsumer Berakhir, IHSG Cenderung Turun Sesi II
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular