
Investasi Kuartal II-2018 Anjlok, BKPM Salahkan Rupiah
Arys Aditya, CNBC Indonesia
07 August 2018 14:20

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski sudah terkontraksi cukup dalam pada semester pertama, komponen investasi tetap bakal menghadapi tantangan cukup berat dalam enam bulan terakhir 2018. Fluktuasi nilai tukar rupiah dan iklim politik menjadi beban.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong mengungkapkan realisasi investasi pada kuartal kedua 2018 yang hanya 5,87% adalah buah dari 3 hal, yaitu siklus 20 tahunan yang berpadu dengan iklim politik dan instabilitas nilai tukar rupiah.
Dalam tiga kuartal sebelumnya, realisasi investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi mampu tumbuh hingga di atas 7%.
"Agak signifikan karena kuartal pertama hampir 8%. Sebagian perlambatan disebabkan tiga hal itu. Jadi banyak orang yang menunda, wait and see," kata Thomas usai Sidang Kabinet Paripurna, Selasa (7/8/2018).
Untuk mengatasi problem tersebut, ia menyebut faktor yang harus dikendalikan adalah Pemerintah dan Otoritas Moneter harus segera melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar rupiah.
"Kalau dari kacamata pengusaha, kalau mereka tidak yakin rupiah stabil, ya mereka tunggu misalnya 6 bulan lagi, siapa tahu bisa dapat lebih murah," ujarnya.
Dengan kondisi yang terjadi saat ini, Kepala BKPM belum berani menyebut catatan realisasi investasi kuartal II sebagai titik terendah. Thomas bahkan mengatakan tantangan dalam 6 bulan ke depan lebih berat. "Tren global itu lebih berat, bukan lebih enteng."
Namun demikian, ia menuturkan Pemerintah bukan tanpa amunisi untuk mengantisipasi gejolak global. Thomas mencontohkan, implementasi kebijakan bauran minyak sawit dalam solar sebanyak 20% (B20) berpeluang menambah kepercayaan diri investor.
"Kalau disiplin dan eksekusi biodiesel baik, maka ada dampaknya ke devisa, ini yang akan mengembalikan keyakinan investor bahwa rupiah stabil. Ini untuk mengurangi impor migas yang menyumbang outflow sangat besar," jelas Thomas.
"Kita juga sedang menggodok solusi lain yang konkret yang bisa dieksekusi untuk menambah penghasilan devisa atau mengurangi pengeluaran devisa."
(dru) Next Article BKPM : Realisasi Investasi Triwulan I-2018 Tumbuh 11,8%
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong mengungkapkan realisasi investasi pada kuartal kedua 2018 yang hanya 5,87% adalah buah dari 3 hal, yaitu siklus 20 tahunan yang berpadu dengan iklim politik dan instabilitas nilai tukar rupiah.
Dalam tiga kuartal sebelumnya, realisasi investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang menjadi penopang pertumbuhan ekonomi mampu tumbuh hingga di atas 7%.
Untuk mengatasi problem tersebut, ia menyebut faktor yang harus dikendalikan adalah Pemerintah dan Otoritas Moneter harus segera melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar rupiah.
"Kalau dari kacamata pengusaha, kalau mereka tidak yakin rupiah stabil, ya mereka tunggu misalnya 6 bulan lagi, siapa tahu bisa dapat lebih murah," ujarnya.
Dengan kondisi yang terjadi saat ini, Kepala BKPM belum berani menyebut catatan realisasi investasi kuartal II sebagai titik terendah. Thomas bahkan mengatakan tantangan dalam 6 bulan ke depan lebih berat. "Tren global itu lebih berat, bukan lebih enteng."
Namun demikian, ia menuturkan Pemerintah bukan tanpa amunisi untuk mengantisipasi gejolak global. Thomas mencontohkan, implementasi kebijakan bauran minyak sawit dalam solar sebanyak 20% (B20) berpeluang menambah kepercayaan diri investor.
"Kalau disiplin dan eksekusi biodiesel baik, maka ada dampaknya ke devisa, ini yang akan mengembalikan keyakinan investor bahwa rupiah stabil. Ini untuk mengurangi impor migas yang menyumbang outflow sangat besar," jelas Thomas.
"Kita juga sedang menggodok solusi lain yang konkret yang bisa dieksekusi untuk menambah penghasilan devisa atau mengurangi pengeluaran devisa."
(dru) Next Article BKPM : Realisasi Investasi Triwulan I-2018 Tumbuh 11,8%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular