Sanksi AS ke Iran Bisa Dorong Harga Minyak Lebih dari US$ 90

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
07 August 2018 13:44
Analis menilai panasnya tensi AS-Iran bakal mendorong harga minyak ke US$ 90 per barel
Foto: REUTERS/Andrew Cullen
Jakarta, CNBC Indonesia- Sanksi AS terhadap minyak mentah Iran dapat menaikkan harga minyak menjadi lebih dari US$90 per barel, kata seorang analis kepada CNBC International.

"Seiring berjalan waktu (kuartal keempat) ... saat itulah kita bisa lihat risiko harga bergerak ke US$ 80-an bahkan berpotensi ke US$ 90-an, tapi yang sangat penting adalah perlu dilihat seberapa banyak produksi minyak Iran yang hilang di pasar," kata Amrita Sen, Kepala Analis minyak di Energy Aspects, sebagaimana dilansir dari CNBC Internasional, Selasa (7/8/2018).



Amrita mengatakan memang banyak yang berspekulasi bahwa China akan membeli semua minyak Iran, tetapi belakangan China menyatakan bahwa memang mereka tak akan kurangi konsumsi tapi juga tidak menaikkan konsumsinya. "Jadi, Anda bisa melihat krisis signifikan dalam hal persediaan yang hilang ke pasar dan kemudian itu jelas berarti kenaikan  harga," tambahnya.

Investor terlihat menimbang faktor bullish yang termasuk gangguan pasokan potensial untuk ekspor minyak mentah Iran terhadap indikator yang lebih bearish, seperti peningkatan produksi oleh OPEC dan mitra sekutunya.

Bersamaan dengan Rusia, raja OPEC Arab Saudi dan anggota lain dari kartel minyak yang didominasi Timur Tengah ini pada akhir Juni setuju untuk mulai meningkatkan produksi hingga 1 juta barel per hari mulai bulan Agustus, dilansir dari CNBC International.

Keputusan itu telah membantu untuk menutup reli harga, dimana harga minyak mentah berjangka anjlok lebih dari 7% sejak naik di atas US$80 per barel pada bulan Mei.

Berdasarkan latar belakang itu, beberapa analis tidak melihat ada kenaikan tajam pada harga minyak.

Meskipun pasar akan tetap ketat dalam jangka pendek, produksi tambahan dari Arab Saudi dan negara lainnya pada kuartal keempat diperkirakan akan membatasi kenaikan harga, kata Sushant Gupta, direktur penelitian untuk penyulingan Asia di Wood Mackenzie, kepada 'Squawk Box' CNBC. Dia mengatakan harga dijaga di kisaran US$75 untuk saat ini.
(gus) Next Article Kasus Covid-19 Dunia Tembus 100 Juta, Harga Minyak Galau

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular