Internasional

Laba DBS Kuartal II-2018 Naik 20%, di Bawah Ekspektasi Pasar

Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
02 August 2018 20:25
Laba DBS kuartal II mencapai S$1,37 miliar. Prediksi analis laba DBS S$1,47 miliar.
Foto: REUTERS/Edgar Su
Jakarta, CNBC Indonesia - DBS Group Holdings Ltd yang merupakan bank terbesar di Asia Tenggara melaporkan peningkatan laba 20% pada hari Kamis (2/8/2018), di bawah proyeksi pasar karena dampak pertumbuhan volume bisnis berkurang akibat pendapatan perdagangan yang lebih rendah.

Kenaikan laba DBS juga didukung oleh pendapatan bunga bersih dan pendaptan jasa. Pendapatan bunga bersih, merujuk pada bunga yang diperoleh dari pinjaman, naik 18% menjadi S$2,2 miliar (Rp 23,3 triliun) dengan kredit yang tumbuh 12%.

Bank-bank Singapura melaporkan rekor laba tahun lalu, tetapi sektor perbankan menghadapi tantangan dari pembatasan investasi properti yang diberlakukan bulan lalu dan melambatnya pertumbuhan ekonomi akibat ketegangan perdagangan internasional, kata para analis seperti dilansir dari Channel News Asia.

DBS memperoleh laba bersih sebesar S$1,37 miliar dalam kuartal yang berakhir bulan Juni, naik dibandingkan S$1,14 miliar di tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) dan perhitungan rata-rata S$1,47 miliar dari tiga analis menurut Thomson Reuters I/B/E/S.

Marjin bunga bersih (NIM) DBS, yakni selisih yang diperoleh bank dari pendapatan bunga lewat pemberian pinjaman dan bunga yang dibayarkan ke deposito nasabah, yang menjadi ukuran utama profitabilitas naik 11 basis poin menjadi 1,85% dari 1,74% yoy.

CEO DBS Piyush Gupta dalam sebuah pernyataan mengatakan dia memprediksi kenaikan satu sampai dua basis poin di marjin bunga berisih untuk setahun penuh, dan memprediksi kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS sebanyak dua kali lagi.

Meski kinerja kuartal kedua positif, proyeksi DBS masih waspada untuk semester kedua tahun ini, sebagian besar disebabkan oleh "meningkatnya ketidakpastian makroekonomi.

"Di tengah meningkatnya ketidakpastian dan gejolak pasar, momentum bisnis dipertahankan di kuartal kedua. Sementara risiko bertambah, prospek kawasan tetap utuh, memungkinkan kami terus menangkap peluang pertumbuhan dan memperoleh kembalinya pemegang saham yang lebih kuat di kuartal-kuartal selanjutnya," kata Gupta.

Berbagai ketidakpastian yang dimaksud termasuk memanasnya perang dagang antara AS dan China yang berpotensi mengganggu aliran perdagangan dan rantai pasokan global. Hal tersebut menyebabkan bank mengurangi proyeksi pertumbuhan kredit dari 8% menjadi antara 6% dan 7%.

Sisi negatif lainnya terhadap pertumbuhan kredit di semester kedua tahun ini termasuk dampak langkah pendinginan sektor properti yang baru saja diumumkan.

Namun, para analis berkata mereka tidak memprediksi DBS mengalami dampak signifikan seperti bank Singapura lainnya, yakni United Overseas Bank (UOB) dan Oversea-Chinese Banking Corp (OCBC). Sebab di antara trio itu, DBS adalah bank yang paling sedikit terekspos kredit perumahan, sementara UOB memiliki eksposur terbesar terhadap pinjaman perumahan sebesar 28%.


(roy/roy) Next Article Kredit Tumbuh, Laba Bank of America Lampaui Prediksi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular