
BI Tepat Naikkan Bunga, Cuma Masih Kurang 200 Bps Lagi
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
02 August 2018 17:21

Jakarta, CNBC Indonesia - Keputusan Bank Indonesia (BI) menaikkan bunga acuan sebanyak 100 basis poin dalam 2 bulan terakhir dianggap sudah tepat dalam menghadapi ketidakpastian perekonomian global.
Namun bank sentral tetap harus kembali menaikkan bunga acuan sebanyak 200 basis poin dalam dua tahun depan, untuk mengantisipasi gejolak yang ditimbulkan dari kenaikan Fed Fund Rate hingga tahun depan.
"BI sekarang sudah naik 100 bps. Berarti dia harus naikkan lagi sampai 200 bps in next two years," kata mantan Menteri Keuangan Chatib Basri saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Kamis (2/8/2018).
Menurut Chatib, langkah bank sentral menaikkan bunga acuan sebanyak 100 bps sudah cukup mampu mengantisipasi dampak kenaikan bunga acuan bank sentral AS yang pada tahun ini diperkirakan naik 4 kali.
Namun untuk tahun depan, BI mau tidak mau harus kembali mengerek suku bunga acuan, untuk mengantisipasi pembalikan arus modal secara besar-besaran. "Ini masih akan berlanjut. The Fed diperkirakan tahun ini menaikkan 100 bps, tahun depan juga demikian. Berarti dia harus antisipasi dengan naik 100 bps lagi. Front loading," katanya.
Sebagai informasi, saat ini suku bunga acuan The Fed berada di kisaran 1,75%-2%. Sementara itu, suku bunga acuan 7 day reverse repo rate, sudah berada di level 5,25%
The Fed diperkirakan bakal mengerek bunga acuan hingga 3,25% selama dua tahun ke depan. Maka, bank sentral setidaknya harus menaikkan bunga acuan hingga 7,25%.
"Sekarang naik 100 bps, depresiasi rupiah sudah 6%. Kalau tidak dinaikkan, bisa lebih parah," tegasnya.
(dru) Next Article Rupiah Sulit Menuju Level 13.500. Jadi BI Harus Apa?
Namun bank sentral tetap harus kembali menaikkan bunga acuan sebanyak 200 basis poin dalam dua tahun depan, untuk mengantisipasi gejolak yang ditimbulkan dari kenaikan Fed Fund Rate hingga tahun depan.
"BI sekarang sudah naik 100 bps. Berarti dia harus naikkan lagi sampai 200 bps in next two years," kata mantan Menteri Keuangan Chatib Basri saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Kamis (2/8/2018).
Namun untuk tahun depan, BI mau tidak mau harus kembali mengerek suku bunga acuan, untuk mengantisipasi pembalikan arus modal secara besar-besaran. "Ini masih akan berlanjut. The Fed diperkirakan tahun ini menaikkan 100 bps, tahun depan juga demikian. Berarti dia harus antisipasi dengan naik 100 bps lagi. Front loading," katanya.
Sebagai informasi, saat ini suku bunga acuan The Fed berada di kisaran 1,75%-2%. Sementara itu, suku bunga acuan 7 day reverse repo rate, sudah berada di level 5,25%
The Fed diperkirakan bakal mengerek bunga acuan hingga 3,25% selama dua tahun ke depan. Maka, bank sentral setidaknya harus menaikkan bunga acuan hingga 7,25%.
"Sekarang naik 100 bps, depresiasi rupiah sudah 6%. Kalau tidak dinaikkan, bisa lebih parah," tegasnya.
(dru) Next Article Rupiah Sulit Menuju Level 13.500. Jadi BI Harus Apa?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular