Yuan 'Didongkrak' Bank Sentral, Rupiah Melemah 0,36%

Alfado Agustio, CNBC Indonesia
02 August 2018 11:00
Akibatnya, pelemahan rupiah pun telah memasuki hari ketiga secara berturut-turut.
Foto: REUTERS/Petar Kujundzic
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah kembali lesu di hadapan yuan China pagi ini. Akibatnya, pelemahan rupiah pun telah memasuki hari ketiga secara berturut-turut.   

Pada Kamis (2/8/2018), pukul 10:30 WIB, CNY 1 di pasar spot ditransaksikan Rp 2.121,02. Rupiah melemah 0,36% dibandingkan perdagangan kemarin. 

(Reuters)

Pelemahan tersebut menyebabkan harga jual yuan kembali mendekati posisi Rp 2.200. Berikut data perdagangan di tiga bank nasional hingga pukul 10:30 WIB:
 
BankHarga BeliHarga Jual
Bank MandiriRp 2.023,00Rp 2.170,00
Bank BRIRp 2.047,97Rp 2.197,22
Bank BCARp 2.048,00Rp 2.176,00
 
Intervensi bank sentral China/ The People's Bank of China (PBoC) terhadap kurs tengah yuan kembali mempengaruhi pergerakan mata uang tersebut terhadap mata uang global. Hari ini, PBoC menentukan kurs tengah yuan sebesar CNY 6,7942/US% atau menguat 0,51% dibandingkan hari sebelumnya. 

Kebijakan ini ditenggarai akibat rencana Presiden AS, Donald Trump untuk pengenaan bea tambahan bagi produk impor China. Seorang sumber mengungkap bahwa Presiden Trump akan segera mengumumkan aturan pengenaan bea masuk baru terhadap importasi produk-produk China senilai US$ 200 miliar. Tarifnya bukan lagi 10% seperti rencana awal, tetapi 25%.   

PBoC sepertinya merespon hal tersebut dengan menguatkan mata uangnya, agar ketegangan bisa sedikit reda. Penguatan yuan akan mendorong harga produk China menjadi lebih mahal.

Kebijakan PBoC mendorong yuan menguat tipis 0,01% terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Tidak hanya dolar AS, yuan pun cenderung menguat terhadap rupiah sehingga rupiah kembali tertekan selama tiga hari berturut-turut.    

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Kredit di China Tumbuh Pesat, Yuan Perkasa Lawan Rupiah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular