Manufaktur Menguat, Ringgit Unggul 0,28% Lawan Rupiah

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
01 August 2018 17:02
Rupiah melemah tipis terhadap ringgit menyusul membaiknya industri manufaktur dan kenaikan surplus perdagangan Malaysia .
Foto: REUTERS/Thomas White
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah tipis terhadap ringgit menyusul membaiknya industri manufaktur di Malaysia, di tengah ekspektasi kenaikan surplus neraca perdagangan Negeri Serumpun tersebut.

Data Reuters menyebutkan ringgit pada Rabu (1/8/2018) pukul 16:30 diperdagangkan pada level harga 3.550 terhadap rupiah, atau melemah 0,28% dibandingkan dengan posisi Senin yang berada di level 3.540. 
Manufaktur Menguat, Ringgit Unggul 0,28% Lawan RupiahSumber: Reuters
Penguatan ringgit tersebut terjadi di tengah rilis indeks pembelian bahan baku (purchasing manager index/ PMI) Nikkei di sektor manufaktur Negei Jiran tersebut per Juli yang menguat ke 49,7 dibandingkan dengan posisi Juni pada level 49,5.

Survei Reuters, menyebutkan Malaysia diperkirakan membukukan surplus neraca perdagangan sebesar 10,1 miliar ringgit (US$2,49 miliar) pada Juni, atau melonjak 2,47% dibandingkan dengan posisi Mei sebesar 8,1 miliar ringgit.

Prospek surplus perdagangan Malaysia semakin terbuka menyusul rencana Perdana Menteri (PM) Mahathir Muhamad menghentikan proyek akbar yang dinilai kurang krusial, seperti mass rapid transit (MRT). Kebijakan ini akan membantu penguatan ringgit karena nilai impor negara tersebut pun menurun.

Di sisi lain, sentimen positif inflasi di Indonesia membuat rupiah tidak terlalu banyak terkoreksi terhadap ringgit. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi bulan lalu sebesar 3,18% secara tahunan (year on year/YoY), lebih rendah dari median konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia (3,2%).

Secara bersamaan, konsumsi masyarakat terlihat membaik, terlihat dari naiknya inflasi inti sebesar 0,41% (bulanan), dan menyumbang andil inflasi paling besar di antara komponen lainnya (makanan bergejolak, harga diatur pemerintah, dan energi), yakni mencapai 0,06%.

Inflasi inti bulanan pada bulan Juli 2018 bahkan lebih tinggi dibandingkan capaian bulan Juni 2018 yang sebesar 0,24% MtM. Padahal bulan Juni 2018 merupakan puncak konsumsi masyarakat, seiring datangnya periode Ramadhan-Idul Fitri.


TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Rupiah Libas Ringgit Menyusul Kabar Buruk Industri Malaysia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular