
Rupiah Melemah terhadap Ringgit untuk Hari Ketiga
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
20 July 2018 10:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah kembali bergerak melemah terhadap Ringgit Malaysia pada hari ini. Kondisi ini membuat pelemahan terjadi dalam 3 hari berturut-turut.
Pada Jumat (20/7/2018) pukul 10:40 WIB, 1 Ringgit di pasar spot ditransaksikan pada Rp 3.560,00. Rupiah melemah 0,28% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Pelemahan pagi ini membawa depresiasi rupiah mencapai -6,15% terhitug sejak awal tahun.
Sentimen penguatan ringgit datang dari surat utang negara (SUN) Malaysia tenor 10 tahun. Sejak 17 juli lalu, imbal hasil (yield) bergerak turun ke 4,103% dari sebelumnya 4,123%. Penurunan ini menggambarkan aliran modal masuk cukup deras sehingga mendorong harga naik (yield turun).
Lain halnya dengan obligasi pemerintah Indonesia. Per hari ini, yield obligasi naik ke 7,796%, dari sebelumnya 7,763%. Kenaikan ini mencerminkan investor melepas kepemilikannya, sehingga harganya bergerak turun dan yield pun terangkat.
Salah satu penyebab investor melepas kepemilikannya disinyalir akibat kebijakan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan di 5,25%.
Di tengah kuatnya faktor ekonomi global khususnya kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS), keputusan BI tidak menaikkan suku bunga acuan mendapat respon negatif dari pasar. Akibatnya, aliran modal pun keluar dari pasar keuangan termasuk obligasi.
Kuatnya pengaruh dari AS ini ikut mendorong aliran modal asing keluar dari pasar saham. Hingga pukul 10:39 WIB, aksi jual bersih investor asing mendominasi hingga mencapai Rp 62,55 miliar. Situasi ini menyebabkan rupiah semakin tertekan, termasuk di hadapan ringgit.
Hal tersebut semakin memperparah depresiasi rupiah sejak awal tahun yang telah menyentuh di atas 6%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Pada Jumat (20/7/2018) pukul 10:40 WIB, 1 Ringgit di pasar spot ditransaksikan pada Rp 3.560,00. Rupiah melemah 0,28% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Pelemahan pagi ini membawa depresiasi rupiah mencapai -6,15% terhitug sejak awal tahun.
![]() |
Sentimen penguatan ringgit datang dari surat utang negara (SUN) Malaysia tenor 10 tahun. Sejak 17 juli lalu, imbal hasil (yield) bergerak turun ke 4,103% dari sebelumnya 4,123%. Penurunan ini menggambarkan aliran modal masuk cukup deras sehingga mendorong harga naik (yield turun).
Salah satu penyebab investor melepas kepemilikannya disinyalir akibat kebijakan Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan di 5,25%.
Di tengah kuatnya faktor ekonomi global khususnya kebijakan moneter di Amerika Serikat (AS), keputusan BI tidak menaikkan suku bunga acuan mendapat respon negatif dari pasar. Akibatnya, aliran modal pun keluar dari pasar keuangan termasuk obligasi.
Kuatnya pengaruh dari AS ini ikut mendorong aliran modal asing keluar dari pasar saham. Hingga pukul 10:39 WIB, aksi jual bersih investor asing mendominasi hingga mencapai Rp 62,55 miliar. Situasi ini menyebabkan rupiah semakin tertekan, termasuk di hadapan ringgit.
Hal tersebut semakin memperparah depresiasi rupiah sejak awal tahun yang telah menyentuh di atas 6%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Rupiah Loyo, Ini Curhatan Pengusaha
Most Popular