
Laporan KSSK Triwulan II-2018
Jaga Rupiah, BI Rayu Pengusaha Pakai Swap Valas Murah
Lidya Julita S & Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
31 July 2018 18:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) berjanji akan membuka lelang swap valuta asing (valas) lebih sering. Tujuannya, sebagai lindung nilai (hedging) dan menjaga likuiditas.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bank sentral akan memberikan tingkat suku bunga swap valas yang lebih murah. Saat ini bunga swap valas yang diberikan ke perbankan sekitar 6,2% untuk satu bulan dan 7,3% untuk tiga bulan.
"Sebagai perusahaan yang memiliki valas, mereka butuh rupiah. Sekarang masih pengen pegang valas, tidak perlu jual valas segera, bisa tukar valas karena swap murah. Kami tegaskan, tidak benar swap mahal. Mestinya dari bank ke korporasi paling banter naik 1%, itu juga sudah mahal," ujar Perry dalam konferensi pers KSSK, Selasa (31/7/2018).
"Kami coba swap valas bisa lebih rendah dan bagi perusahaan lebih murah lagi. Instrumennya itu yang disebut hedging, swap hedging. Perusahaan yang memilki kebutuhan valas dalam jangka panjang bisa lakukan swap hedging dengan tenor 1 tahun."
Perry menambahkan BI melihat risiko nilai tukar terkendali. Salah satu indikatornya, kebijakan perusahaan non-bank yang diwajibkan melakukan lindung nilai minimal 25% dari kewajiban yang akan jatuh tempo dalam tiga hingga enam bulan.
"Tidak lebih dari 2.500 perusahaan. Dari pantauan laporan, lebih dari 90% [perusahaan] lakukan lindung nilai bagi kewajibannya yang jatuh tempo tiga hingga enam bulan. Risiko valas korporasi kita itu cukup terkendali," terang Perry.
(roy/prm) Next Article Usai Temui Jokowi, BI: Kami Sudah Lakukan Triple Intervensi
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bank sentral akan memberikan tingkat suku bunga swap valas yang lebih murah. Saat ini bunga swap valas yang diberikan ke perbankan sekitar 6,2% untuk satu bulan dan 7,3% untuk tiga bulan.
"Sebagai perusahaan yang memiliki valas, mereka butuh rupiah. Sekarang masih pengen pegang valas, tidak perlu jual valas segera, bisa tukar valas karena swap murah. Kami tegaskan, tidak benar swap mahal. Mestinya dari bank ke korporasi paling banter naik 1%, itu juga sudah mahal," ujar Perry dalam konferensi pers KSSK, Selasa (31/7/2018).
Perry menambahkan BI melihat risiko nilai tukar terkendali. Salah satu indikatornya, kebijakan perusahaan non-bank yang diwajibkan melakukan lindung nilai minimal 25% dari kewajiban yang akan jatuh tempo dalam tiga hingga enam bulan.
"Tidak lebih dari 2.500 perusahaan. Dari pantauan laporan, lebih dari 90% [perusahaan] lakukan lindung nilai bagi kewajibannya yang jatuh tempo tiga hingga enam bulan. Risiko valas korporasi kita itu cukup terkendali," terang Perry.
(roy/prm) Next Article Usai Temui Jokowi, BI: Kami Sudah Lakukan Triple Intervensi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular