
Sejak Awal Tahun, Rupiah Melemah Nyaris 6% di Depan Ringgit
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
31 July 2018 11:27

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah lagi-lagi melemah terhadap ringgit Malaysia. Akibatnya, depresiasi rupiah sejak awal tahun mendekati 6%.
Pada Selasa (31/7/2018) pukul 11:07 WIB, MYR 1 di pasar spot ditransaksikan Rp 3.549,10. Rupiah melemah tipis 0,03% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Pelemahan ini menyebabkan depresiasi rupiah sejak awal tahun mencapai 5,95%.
Perkembangan harga minyak dunia mampu meneguhkan kedigdayaan ringgit di hadapan rupiah. Harga minyak jenis brent dalam seminggu terakhir naik hingga 2,38%. Meskipun hari ini harganya cenderung turun, namun harga yang hampir menyentuh US$ 75/barel cukup menjadi berkah bagi Negeri Jiran.
Per Juni 2018, porsi ekspor minyak Negeri Jiran beserta produk olahannya telah mencapai 7%. Kenaikan harga minyak mendorong aliran valas dalam negeri semakin bertambah, sehingga mengakibatkan ringgit menguat.
Di sisi lain, perkembangan aturan Domestic Market Obligation (DMO) batu bara di Indonesia yang masih simpang siur membuat investor mulai gamang untuk kembali memburu aset di Indonesia. Kondisi tersebut tercermin pada perdagangan di bursa saham hingga pukul 10:49 WIB, di mana jual bersih investor asing mencapai Rp 162,16 miliar.
Selain itu, memasuki akhir periode kuartal II-2018 permintaan valas korporasi di dalam negeri cukup tinggi. Tahun lalu, Malaysia merupakan penyumbang investasi sektor riil nomor 8 di Indonesia.
Hal ini tentu akan menyebabkan valas mengalir deras ke Negeri Jiran. Kondisi tersebut semakin meneguhkan ringgit di hadapan rupiah hingga saat ini
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Menguat Lawan Ringgit dalam Tiga Hari Beruntun
Pada Selasa (31/7/2018) pukul 11:07 WIB, MYR 1 di pasar spot ditransaksikan Rp 3.549,10. Rupiah melemah tipis 0,03% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Pelemahan ini menyebabkan depresiasi rupiah sejak awal tahun mencapai 5,95%.
![]() |
Perkembangan harga minyak dunia mampu meneguhkan kedigdayaan ringgit di hadapan rupiah. Harga minyak jenis brent dalam seminggu terakhir naik hingga 2,38%. Meskipun hari ini harganya cenderung turun, namun harga yang hampir menyentuh US$ 75/barel cukup menjadi berkah bagi Negeri Jiran.
Di sisi lain, perkembangan aturan Domestic Market Obligation (DMO) batu bara di Indonesia yang masih simpang siur membuat investor mulai gamang untuk kembali memburu aset di Indonesia. Kondisi tersebut tercermin pada perdagangan di bursa saham hingga pukul 10:49 WIB, di mana jual bersih investor asing mencapai Rp 162,16 miliar.
Selain itu, memasuki akhir periode kuartal II-2018 permintaan valas korporasi di dalam negeri cukup tinggi. Tahun lalu, Malaysia merupakan penyumbang investasi sektor riil nomor 8 di Indonesia.
Hal ini tentu akan menyebabkan valas mengalir deras ke Negeri Jiran. Kondisi tersebut semakin meneguhkan ringgit di hadapan rupiah hingga saat ini
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Rupiah Menguat Lawan Ringgit dalam Tiga Hari Beruntun
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular