
Rupiah Menguat Lawan Ringgit dalam Tiga Hari Beruntun
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
18 July 2018 11:28

Jakarta, CNBC Indonesia- Dalam tiga hari berturut-turut, rupiah terus menguat terhadap ringgit Malaysia. Tren tersebut terjadi seiring persepsi pasar yang lebih mengapresiasi perkembangan ekonomi Indonesia dibandingkan Negeri Jiran.
Pada Rabu (18/7/2018) pukul 10:47 WIB, MYR 1 di pasar spot ditransaksikan di Rp 3.547,00. Rupiah menguat 0,08% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Kondisi ekonomi Indonesia saat ini boleh dikatakan lebih unggul dibandingkan Malaysia, setidaknya dalam kuartal II-2018. Rilis data neraca perdagangan Juni2018 cukup ampuh memberikan dampak positif bagi rupiah.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data neraca perdagangan Juni 2018, di mana Indonesia akhirnya mencetak surplus perdagangan hingga US$ 1,74 miliar. Pencapaian tersebut menghentikan tren defisit yang terjadi dalam dua bulan sebelumnya.
Terhadap Malaysia, Indonesia pun membukukan surplus. Sepanjang Januari hingga Juni 2018, surplus tersebut mencapai US$ 890 juga.
Selain itu, sepertinya kebijakan moneter di Indonesia lebih antisipatif (ahead the curve) ketimbang Malaysia. Bank Indonesia (BI) sudah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 100 basis poin sejak awal tahun, dan bukan tidak mungkin ada kenaikan lanjutan.
Sementara Bank Negara Malaysia (BNM) sudah menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin pada awal tahun. Namun setelah itu tidak ada kenaikan lanjutan dan belum terdengar tanda-tanda ke arah sana.
Ini membuat rupiah sepertinya lebih diapresiasi, karena terdongkrak sentimen kenaikan suku bunga. Berinvestasi di rupiah menjanjikan keuntungan yang lebih ketimbang ringgit.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Terhadap Ringgit, Rupiah Melemah 6% Lebih Sejak Awal 2018
Pada Rabu (18/7/2018) pukul 10:47 WIB, MYR 1 di pasar spot ditransaksikan di Rp 3.547,00. Rupiah menguat 0,08% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Kondisi ekonomi Indonesia saat ini boleh dikatakan lebih unggul dibandingkan Malaysia, setidaknya dalam kuartal II-2018. Rilis data neraca perdagangan Juni2018 cukup ampuh memberikan dampak positif bagi rupiah.
Terhadap Malaysia, Indonesia pun membukukan surplus. Sepanjang Januari hingga Juni 2018, surplus tersebut mencapai US$ 890 juga.
Selain itu, sepertinya kebijakan moneter di Indonesia lebih antisipatif (ahead the curve) ketimbang Malaysia. Bank Indonesia (BI) sudah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 100 basis poin sejak awal tahun, dan bukan tidak mungkin ada kenaikan lanjutan.
Sementara Bank Negara Malaysia (BNM) sudah menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin pada awal tahun. Namun setelah itu tidak ada kenaikan lanjutan dan belum terdengar tanda-tanda ke arah sana.
Ini membuat rupiah sepertinya lebih diapresiasi, karena terdongkrak sentimen kenaikan suku bunga. Berinvestasi di rupiah menjanjikan keuntungan yang lebih ketimbang ringgit.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Terhadap Ringgit, Rupiah Melemah 6% Lebih Sejak Awal 2018
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular