Saham Bank Tertekan, Bursa Singapura Berada di Zona Merah

Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
31 July 2018 08:35
Saham-saham teknologi masih menjadi pemicu koreksi bursa AS tersebut yang ikut mempengaruhi bursa saham Negeri Singa.
Foto: Ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Singapura dibuka terkoreksi merespons kejatuhan bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street. Saham-saham teknologi masih menjadi pemicu koreksi bursa AS tersebut yang ikut mempengaruhi bursa saham Negeri Singa.

Indeks Strait Times saat dibuka turun 0,51% ke level 3.290,40. Aktivitas transaksi berlangsung semarak, dengan volume transaksi 167,9 juta saham senilai SGD 473,6 juta.

Saham-saham yang menjadi pemicu pelemahan indeks Strait Times dipicu oleh kejatuhan saham-saham DBS 0,06%, UOB turun 0,36%, OCBC Bank turun 0,08% dan SingTel turun 0,02%.

Bursa Wall Street pada penutupan perdagangan dini hari tadi harus menelan pil pahit dengan berakhir di zona merah. Dow Jones Industrial Index (DJIA) ditutup minus 0,57%, S&P 500 juga melemah 0,57%, dan Nasdaq anjlok 1,42%. Indeks Nasdaq melemah di kisaran 1% selama 3 hari beruntun, pertama dalam 3 tahun terakhir. 

Sama seperti perdagangan akhir pekan lalu, amblasnya saham-saham teknologi masih menjadi penyebab koreksi massal di Wall Street. Saham Microsoft turun 2,15%, Facebook minus 2,19%, Amazon anjlok 2,09%, Alphabet (induk usaha Google) melemah 1,82%, Netflix jatuh 5,7%, dan Apple terkoreksi 0,56%. 

Sepertinya aksi ambil untung besar-besaran telah melanda saham-saham teknologi. Pasalnya, saham-saham ini telah menguat lumayan signifikan. Indeks sektor teknologi dan informasi di S&P 500 sudah masih menguat 14,11% sejak awal tahun meski sudah terjadi koreksi yang cukup dalam selama beberapa hari terakhir.


(hps/aji) Next Article Kinerja IHSG vs Straits Times Singapura, Siapa Jawaranya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular