
Tarik Hasil Ekspor, Pengusaha Cari Imbal Hasil Tinggi
Arys Aditya, CNBC Indonesia
30 July 2018 11:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) dan bank pelat merah tengah membahas instrumen baru untuk meningkatkan minat pengusaha dalam memulangkan devisa hasil ekspor (DHE).
Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan imbauan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar eksportir memulangkan DHE, memang harus diiringi oleh instrumen yang memadai.
"Dengan volatilitas seperti ini, Saya melihat memang eksportir banyak yang mulai tahan jual," ungkapnya usai rapat di kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman, Senin (30/7/2018).
"Harus ada kepastian jual di masa depan. Jadi kami sedang memikirkan apakah ada instrumen, seperti fasilitas forward, sehingga membuat kepastian dan keyakinan kepada eksportir agar gain mereka di masa depan sesuai dengan kalau mereka investasi di luar negeri."
Kartika mengatakan pengusaha memang selalu membandingkan imbal hasil yang mereka peroleh ketika menarik devisa dengan yang mereka terima di luar negeri.
"Kemarin kan memang deposito valas kita tertinggal jauh, 0,75% sekarang 2,5-3%. Kita naikkan bunga deposito sekarang, sudah dua minggu lalu, ada 2,5% dan 2,75% kalau one on one. Pengusaha kan membandingkan dengan yield di luar negeri," tuturnya.
Dia menyebut transaksi harian di Bank Mandiri bisa mencapai US$ 150 juta per hari, sedangkan bank pelat merah secara keseluruhan saat ini menghimpun hingga US$ 500 juta per bulan.
Angka itu ia yakini bisa meningkat apabila ada instrumen baru yang bisa memberi kepastian dan keamanan bagi pengusaha untuk memulangkan DHE.
Selain itu, dia mengatakan Pemerintah dan BI sebaiknya tidak perlu menerapkan kebijakan yang sama seperti Thailand yang mewajibkan DHE untuk ditahan di dalam negeri dalam jangka waktu tertentu.
"Ya sebenarnya selalu ada pro and kontra ya. Kalau diatur nanti dibilang capital control, itu jadi masalah lagi. Ya kita cari yang sesuai mekanisme pasar, instrumen yang bisa memberi kenyamanan dan keamanan bagi mereka ketika di dalam negeri agar yieldnya sesuai di luar negeri."
(dru) Next Article Jokowi Akhirnya Teken Aturan Insentif Devisa Ekspor, Ini Dia!
Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan imbauan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar eksportir memulangkan DHE, memang harus diiringi oleh instrumen yang memadai.
"Dengan volatilitas seperti ini, Saya melihat memang eksportir banyak yang mulai tahan jual," ungkapnya usai rapat di kantor Kementerian Koordinator Kemaritiman, Senin (30/7/2018).
Kartika mengatakan pengusaha memang selalu membandingkan imbal hasil yang mereka peroleh ketika menarik devisa dengan yang mereka terima di luar negeri.
"Kemarin kan memang deposito valas kita tertinggal jauh, 0,75% sekarang 2,5-3%. Kita naikkan bunga deposito sekarang, sudah dua minggu lalu, ada 2,5% dan 2,75% kalau one on one. Pengusaha kan membandingkan dengan yield di luar negeri," tuturnya.
Dia menyebut transaksi harian di Bank Mandiri bisa mencapai US$ 150 juta per hari, sedangkan bank pelat merah secara keseluruhan saat ini menghimpun hingga US$ 500 juta per bulan.
Selain itu, dia mengatakan Pemerintah dan BI sebaiknya tidak perlu menerapkan kebijakan yang sama seperti Thailand yang mewajibkan DHE untuk ditahan di dalam negeri dalam jangka waktu tertentu.
"Ya sebenarnya selalu ada pro and kontra ya. Kalau diatur nanti dibilang capital control, itu jadi masalah lagi. Ya kita cari yang sesuai mekanisme pasar, instrumen yang bisa memberi kenyamanan dan keamanan bagi mereka ketika di dalam negeri agar yieldnya sesuai di luar negeri."
(dru) Next Article Jokowi Akhirnya Teken Aturan Insentif Devisa Ekspor, Ini Dia!
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular