Meski Avtur Naik & Rupiah Melemah, Garuda Bisa Tekan Kerugian

Monica Wareza, CNBC Indonesia
27 July 2018 13:18
Diperkirakan perusahaan mampu menekan kerugian hingga 50% dari tahun lalu.
Foto: garuda-indonesia.com
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) optimistis pada semester I-2018 kondisi keuangan perusahaan akan membaik, terutama untuk kerugian yang mash ditanggung perusahaan di periode yang sama di tahun sebelumnya. Diperkirakan perusahaan mampu menekan kerugian hingga 50% dari tahun lalu.

Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala N Mansury mengatakan selama semester I perusahaan masih membukukan kenaikan pendapatan meskipun tak bisa dipungkiri beban bahan bakar dan depresiasi rupiah justru menekan kinerja bottom line perusahaan.

"Pertumbuhan pendapatan masih ada. Kuartal kedua dibanding kuartal pertama dari sisi rute internasional ada perbaikan. Tantangannya ada peningkatan dari sisi biaya avtur, depresiasi rupiah, tapi kalau kita lihat operasional masih terus ada perbaikan," kata Pahala di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (27/7).

Menurut dia, biaya bahan bakar di periode ini masih sebesar 40% dari total beban perusahaan yang diakibatkan meningkatnya harga minyak dunia. Padahal di tahun sebelumnya, biaya bahan bakar hanya dibebankan sebesar 33% saat harga minyak dunia belum meningkat.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan di periode enam bulan pertama tahun lalu, perusahaan penerbangan milik negara ini masih mencatatkan rugi sebesar US$ 281,92 juta. Jumlah ini cukup meningkat signifikan jika dibandingkan dengan rugi bersih perusahaan di semester I-2016 yang sebesar US$ 63,59 juta.

Sedangkan, pendapatan perusahaan bisa bertumbuh menjadi Rp 1,63 miliar pada periode semester I-2017 dari US$ 1,56 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya.
(hps/hps) Next Article Bos Garuda Buka-bukaan Soal Putus Kontrak 135 Pilot

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular